Sabtu, 31 Agustus 2013

Mengisap e-cigarette juga bisa menyebabkan kanker?

Selama ini merokok tembakau diklaim sebagai salah satu penyebab kanker paru-paru yang mematikan. Namun sebuah penelitian terbaru dari National Consumers' Institute mengungkap kalau e-cigarette atau rokok elektrik juga mengandung senyawa berbahaya yang meningkatkan risiko paru-paru.

Penelitian tersebut tepatnya diliput oleh majalah 60 Millions Consommateurs di Prancis. Pemerintah Prancis sendiri memang berniat untuk melarang penggunaan e-cigarette di tempat umum mulai tahun ini.

Editor dari majalah itu, Thomas Laurenceau, menulis, "Kami mendeteksi jumlah molekul karsinogen - penyebab kanker - pada asap pembakaran e-cigarette yang selama ini tidak terdeteksi."

Sebagaimana dilansir dari Daily Mail, e-cigarette merupakan produk yang pertama kali ditemukan China pada tahun 2003 lalu. E-cigarette pun akhirnya dijadikan alternatif bagi banyak orang untuk mengisap rokok selain tembakau.

Beberapa orang percaya kalau mengisap e-cigarette mampu mengatasi kecanduan terhadap rokok tembakau. Namun penelitian justru menyatakan hal yang sebaliknya.

Sumber: Merdeka.com

Jumat, 30 Agustus 2013

Theresia Numpi, Gadis muda yang berjuang melawan kanker rahang

Theresia Numpi (21), Toraja

Ketika umur saya 13 tahun muncul benjolan di sebelah kiri tepatnya di rahang bawah. Orang tua saya merasa sangat khawatir sehingga dengan sigap mereka membawa saya ke rumah sakit umum daerah Masamba, Palopo, Sulawesi Selatan. Dokter mendiagnosa saya terkena penyakit tumor, akhirnya saya menjalankan operasi untuk pengangkatan tumor di rahang.

Beranjak SMA, tak disangka muncul kembali benjolan yang lebih besar di rahang kiri bawah. Kemudian saya periksa di rumah sakit yang sama, dokter masih menyatakan tumor mandibula. Kali ini dokter menyarankan untuk operasi, tapi harus mengangkat 3 gigi dan memotong rahang saya. Saya terkejut mendengarnya, sehingga saya mengurungkan niat untuk melakukan operasi.

Dirujuk ke rumah sakit provinsi, akhirnya saya melakukan operasi, tanpa memotong rahang dan mengangkat 3 gigi yang saya miliki. Enam bulan setelah operasi pengangkatan, rahang terasa sangat sakit hingga kepala. Selama itu juga saya terus menangis, rahang bengkak dan bibir saya menjadi miring.

Pada tahun 2011 lalu saya merantau ke Jakarta, kondisi saya pada saat itu sudah muncul benjolan di sebelah kanan. Rahang bawah terasa miring dan goyang. Saya mendengar bahwa daun sirsak berkhasiat untuk mengatasi tumor dan kanker, saya coba merebusnya sendiri. Hasilnya, badan menjadi drop sehingga saya tidak berani mengonsumsi daun sirsak olahan sendiri.
Bulan Mei tahun 2013 saya periksa lagi ke dokter, saya menerima kenyataan yang pahit. Dokter menyatakan saya terkena kanker ameloblastoma. Dari situ dokter juga menyatakan saya harus dioperasi kembali, karena rahang dan gigi sudah rusak. Ia juga mengatakan akan menggantikan rahang saya dengan besi setelah operasi nanti.

Akhirnya saya mencari alternatif lain, saya berniat untuk mencari tanaman herbal yang bisa menyembuhkan penyakit yang saya derita ini. Kemudian saya bertemu dengan Tante Leoni, ia menawarakan herbal dari PT Bintang Sejagat Internasional Amazon Berries dan K-Muricata. Saya konsumsi masing-masing 1 sachet selama 5 hari. Saya merasa jauh lebih baik setelah mengonsumsi kedua produk dengan rutin.

Awalnya badan memang terasa sangat sakit dan banyak keluar darah, tapi saya tetap yakin pada dua produk herbal ini. Kini, samapai testimony ini dibuat (11 Juli 2013) benjolan di rahang semakin mengikis, dan saya akan terus mencoba produk herbal ini.

Kamis, 29 Agustus 2013

Menyusui lindungi Ibu dari kanker

Banyak sekali manfaat yang bisa didapat dari ASI (Air Susu Ibu). Dr. Jack Newman, ahli laktasi internasional asal Kanada mengatakan, bahwa selain bayi akan terhindar dari berbagai infeksi dan penyakit seperti kanker dan diabetes, baru-baru ini juga ditemukan bahwa terdapat stem cell (sel punca atau sel induk) pada ASI.

Penemuan ini tentu sangat menarik perhatian banyak peneliti dan dokter untuk mengungkapkan lebih jauh.

"Sudah banyak studi mengenai penemuan stem cell di ASI ini bila Anda mencarinya di Google. Hal itu sangat menarik dan tentunya semakin menambah manfaat ASI", jelas Newman.

Seperti diketahu, stem cell ini bisa meregenerasikan banyak organ atau bagian tubuh yang berbeda termasuk sel saraf tertentu (seperti yang ada di otak).

"Jadi, tidak perlu diragukan lagi untuk manfaat dari ASI", imbuhnya.

Selain ASI, penelitian yang dilaksanakan pada tahun ini di China juga menemukan bahwa ibu yang menyusui memiliki kemungkinan kecil terkena kanker rahim.

"Tidak hanya kanker rahim, ibu yang menyusui juga kecil kemungkinannya terkena kanker payudara, kanker kandungan, tekanan darah tinggi, kolesterol, diabetes dan masih banyak lagi", jelas Newman.

"Tapi, buat saya yang penting adalah aktivitas menyusui bisa membuat ibu merasa sangat dekat dengan bayinya", katanya lagi.

Sumber: Berita Satu

Rabu, 28 Agustus 2013

Alisa Kleybanova bangkit dari kanker

Petenis asal Rusia, Alisa Kleybanova, membuktikan bahwa dia tetap mampu bersaing setelah dua setengah tahun absen dari turnamen grand slam karena didagnosa menderita kanker.

Kleybanova membuktikannya dengan melaju ke babak kedua seusai mengalahkan petenis asal Puerto Rico, Monica Puig, dengan skor 6-4, 3-6, 7-5 di babak pertama Amerika Terbuka.

“Saya ketika itu berada dalam masa yang sangat sulit. Tapi, saya tidak menyerah untuk sembuh agar bisa kembali berkompetisi,” ujar Kleybanova, seperti dilansir dalam AP, Selasa (27/8) waktu setempat.

Petenis berusia 24 tahun tersebut pertama kali didiagnosis kanker darah pada 2011 setelah Australia Terbuka.

Kleybanova, yang memulai debutnya sebagai petenis senior pada 2003 di usia 14 tahun, pernah menduduki peringkat 20 dunia pada 2011. Namun, rangkingnya melorot ke 363 karena penyakit kankernya tersebut.

Setelah didiagnosis menderita kanker pada usia 22 tahun, Kleybanova rutin menjalani kemoterapi hingga Desember 2011.

Ketika dalam masa pemulihan dari penyakit kankernya, sempat terlintas dalam benaknya untuk berhenti dari dunia tenis. Namun, hal tersebut langsung ditepisnya karena dia masih ingin bermain tenis di level tinggi.

“Saya hanya mencoba mengambil langkah demi langkah, berusaha meningkatkan permainan dan mengerahkan usaha maksimal dalam pertandingan,” ujar Kleybanova.

Kleybanova akhirnya mampu membuktikannya dengan bersaing di turnamen Amerika Terbuka pekan ini. Kleybanova langsung masuk ke babak utama di Flushing Meadowa berkat aturan drawing peringkat khusus dari WTA.

Sumber:  Republika

Senin, 26 Agustus 2013

Sering cemas bikin sel kanker menyebar cepat

Satu lagi bukti bahwa kesehatan mental sangat berpengaruh pada kesehatan fisik. Menurut penelitian terbaru, sering cemas membuat gen pada sel kanker semakin aktif dan bisa menyebar cepat dalam tubuh penderita.

Penemuan mengejutkan ini pun membuat peneliti terdorong untuk mengembangkan obat terbaru yang bisa mencegah penyebaran tumor tersebut.

Cemas dan juga stres selama ini memang dikaitkan dengan berbagai penyakit serius, termasuk kanker payudara dan prostat. Namun penyebab sebenarnya di balik hal itu masih menjadi misteri.

"Ketika stres, sel kanker akan langsung menyebar dengan cepat," tegas tim peneliti di Ohio State University, seperti yang dikutip dari Daily Mail.

Hasil penelitian kemudian dilaporkan dalam Journal of Clinical Investigation.

Sumber: Merdeka.com

Jumat, 23 Agustus 2013

7 Makanan olahan paling tidak sehat

Makanan yang diproses seperti makanan siap saji atau daging olahan memang membuat kegiatan di dapur lebih singkat. Tetapi makanan tersebut bukanlah makanan sehat. Selain tinggi garam, makanan ini umumnya juga tidak mengandung vitamin dan serat.

Tetapi menghilangkan sama sekali makanan yang diproses dari dapur bukanlah hal yang mudah. Tetapi, kita bisa menyiasatinya dengan mengurangi frekuensi mengasup makanan ini atau memilih menu olahan yang lebih bernutrisi.

Ketahui apa saja makanan yang diproses yang paling tidak sehat.

1. Nuget ayam

Nuget ayam mengandung lebih dari 50 persen lemak dan mengandung lebih banyak karbohidrat ketimbang protein. Karbohidrat yang dipakai adalah karbohidrat sederhana seperti roti. Alasan lain untuk menghindarinya adalah makanan ini harus digoreng dan banyak menggunakan zat tambahan seperti MSG dan zat-zat lainnya.

2. Soda

Hampir seluruh minuman bersoda menggunakan gula sirup jagung (high fructose corn syrup /HFCS), yang lebih buruk dari gula biasa. HCFS menyebabkan kadar gula dalam tubuh
berfluktuasi tajam.

Soda juga merupakan minuman dengan kandungan asam paling kuat. Saking kuatnya, asam dalam soda mengalahkan kandungan alkaline dalam tubuh yang cenderung basa. Hal ini dikhawatirkan bisa membuat tubuh lebih rentan diserang virus dan bakteri.

3. Hotdog dan daging olahan lainnya

Kebanyakan hotdog dan daging olahan lain yang umum ditemui di pasaran kaya garam, MSG, sodium nitrate, dan pengawet. Selain itu daging ini diolah dalam suhu dan tekanan tinggi sehingga zat gizi di dalamnya rusak. Jika Anda sangat menyukai hotdog, sosis, atau daging olahan lainnya, pilihlah produk yang bebas zat tambahan.

4. Biskuit dan kue-kue

Selain banyak gula dan garam, makanan ini juga mengandung lemak trans. Lemak trans adalah lemak cair yang berubah menjadi padat melalui proses yang disebut hidrogenasi. Penggunaan lemak trans ini ditujukan untuk meningkatkan tekstur dan masa kadaluarsa.

Penggunaan lemak trans sendiri masih kontroversial. Beberapa pakar menyebutkan lemak ini merupakan biang keladi dari berbagai penyakit kronik yang kini diderita masyarakat seperti penyakit jantung, diabetes, dan kanker.

Untuk mengetahui apakah suatu produk mengandung lemak trans, sebaiknya baca baik-baik label kemasan. Bila menemukan kata hydrogenated atau partially hydrogenated, maka produk tersebut mengandung lemak trans.

5. Sereal untuk sarapan

Kebanyakan produk sereal diperkaya dengan vitamin dan mineral. Karena jika tidak produk ini hanyalah makanan biasa yang tinggi gula. Kebanyakan gula yang dipakai adalah gula jagung yang harganya murah. Penelitian pada hewan pengerat menunjukkan gula jagung bisa menyebabkan tumor.

6. Granola bars

Granola bars adalah sebagai campuran kacang dan sereal yang memiliki rasa manis. Makanan ini dimasukkan dalam daftar makanan tidak sehat karena produk ini sering dipersepsikan sebagai makanan sehat sehingga orang merasa tidak khawatir untuk mengonsumsinya dalam jumlah banyak.

Padahal, produk granola bars umumnya tinggi gula. Beberapa produk juga mengandung lemak, termasuk lemak trans dan tinggi sodium.

7. Bumbu olahan dan salad dressing

Kebanyakan bumbu olahan dan salad dressing mengandung banyak gula dari sirup jagung, lemak trans, dan MSG. Bahan ini mengubah sayuran segar dalam salad menjadi tidak sehat.

Untuk memperoleh tubuh yang sehat, sebaiknya bumbu dan salad dressing dibuat sendiri. Bahan ini   kemudian disimpan dalam pendingin. Metode ini mempertahankan umur simpan bumbu dan salad dressing selama satu minggu.

Sumber: Kompas

Kamis, 22 Agustus 2013

Cegah kanker dengan menjaga kebersihan gigi dan mulut

Menjaga kebersihan gigi dan mulut ternyata bukan hanya penting untuk mencegah gigi berlubang, tapi juga bisa mencegah penyakit kanker.

Human papilloma virus (HPV) merupakan penyebab kanker leher rahim dan juga kanker oropharyngeal (kepala dan leher). Risiko kanker kepala dan leher ini bisa diturunkan dengan lebih memperhatikan kebersihan gigi dan mulut.

"Cukup banyak kanker oropharyngeal yang disebabkan oleh HPV sehingga kami mencoba mengungkap kaitan yang hilang antara kurang dijaganya kebersihan gigi dan mulut serta infeksi HPV," kata Christine Markham, peneliti dari University of Texas Prevention Research Center.

Berangkat dari kecurigaan bahwa kondisi gigi dan mulut yang kurang bersih membuat seseorang mudah tertular virus HPV, Markham dan timnya mengumpulkan data infeksi HPV dari 3,439 orang yang mengikuti survei kesehatan nasional AS.

Para partisipan studi diminta menilai kebersihan mulut mereka dalam skala rendah sampai sangat baik. Kemudian mereka ditanya berapa kali memakai obat kumur dalam seminggu terakhir dan apakah mereka menderita penyakit gusi.

Secara umum, orang yang kurang menjaga kebersihan gigi dan mulutnya atau memiliki riwayat penyakit gusi beresiko 50 persen lebih tinggi terinfeksi HPV dibandingkan dengan mereka yang kondisi gigi dan mulutnya bersih.

Kaitan antara kebersihan mulut dan infeksi HPV ternyata konsisten meski faktor risiko lain diperhitungkan, misalnya memiliki beberapa pasangan seks oral.

Kondisi gigi dan mulut yang kurang higienis diduga akan membuat virus HPV lebih mudah masuk ke dalam tubuh.

"Seseorang bisa saja terpapar HPV melalui seks oral, tetapi virus ini tetap butuh pintu untuk masuk dalam tubuh. Jika kondisi mulut seseorang buruk, misalnya punya luka atau peradangan di gusi, ini bisa menjadi pintu masuk bagi virus," katanya.

Karena itu Markham menyimpulkan bahwa menjaga kesehatan gigi dan mulut sangat penting untuk mencegah infeksi HPV, terutama pada mereka yang kontak dengan virus ini.

Kebersihan gigi dan mulut tidak cukup dijaga hanya dengan menyikat gigi. Jika susunan geligi tidak rata, dianjurkan untuk membersihkan sisa kotoran dengan benang gigi. Periksakan gigi dua kali dalam setahun ke dokter gigi sehingga setiap masalah gigi dapat segera diatasi sedini mungkin.

Sumber: Kompas

Rabu, 21 Agustus 2013

10 Jenis radikal bebas ancam manusia

Radikal bebas yang mengancam manusia ternyata berada di mana-mana, bisa di luar atau di dalam tubuh. Radikal bebas berkontribusi terhadap berbagai penyakit kronis dan penyakit degeratif seperti serangan jantung, alzeimer, stroke dan kanker.

Radikal bebas adalah molekul dengan elektron tidak berpasangan. Dalam pencarian mereka untuk menemukan elektron lain, mereka sangat reaktif dan menyebabkan kerusakan pada molekul sekitarnya. Namun, radikal bebas juga berguna karena mereka membantu reaksi penting dalam tubuh kita terjadi dan dapat dimanfaatkan untuk memproduksi obat-obatan, plastik yang dirancang khusus dan bahan inovatif lainnya.

Radikal bebas yang ada di tubuh manusia berasal dari 2 sumber yakni endogen (dari dalam tubuh) dan eksogen (dari luar tubuh). Eksogen yang berasal dari luar tubuh seperti polusi udara, radiasi UV, sinar-X, pestisida dan asap roko. Radikal bebas endogen adalah radikal bebas yang berasal dari dalam tubuh sendiri seperti autoksidasi, oksidasi enzimatik dan respiratory burst.

Radikal bebas merupakan suatu atom molekul atau senyawa yang mengandung satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan sehingga sangat reaktif. Radikal bebas dapat terbentuk dalam tubuh saat bernafas sebagai hasil samping proses oksidasi atau pembakaran, olahraga yang berlebihan, ketika terjadi peradangan, terpapar polusi lingkungan seperti dari asap rokok, kendaraan bermotor, radiasi, dan sebagainya.

Pada saat terjadi infeksi, radikal diperlukan untuk membunuh mikroorganisme penyebab infeksi. Namun, paparan radikal bebas yang berlebihan dan secara terus-menerus dapat menyebabkan kerusakan sel, mengurangi kemampuan sel untuk beradaptasi terhadap lingkungannya, dan akhirnya dapat menyebabkan kematian sel. Radikal bebas yang bersifat reaktif dapat menyebabkan kerusakan sel, kematian sel, mengurangi kemampuan adaptasi sel sehingga timbul gangguan atau penyakit.

10 jenis radikal bebas 

Asap rokok : Oksidan dalam rokok mempunyai jumlah yang cukup untuk memainkan peranan yang besar terjadinya kerusakan saluran napas. Diperkirakan bahwa setiap hisapan rokok mempunyai bahan oksidan dalam jumlah yang sangat besar, meliputi aldehida, epoxida, peroxida, dan radikal bebas lain yang mungkin cukup berumur panjang dan bertahan hingga menyebabkan kerusakan alveoli paru. Bahan lain seperti nitrit oksida, radikal peroksil, dan radikal yang mengandung karbon ada dalam fase gas. Juga mengandung radikal lain yang relatif stabil dalam fase tar.

Polusi udara : Polusi dari kendaraan bermotor, industri, asap rokok, mesin foto copy, pendingin ruangan, dan makanan yang tidak sehat, merupakan sumber radikal bebas yang berbahaya bagi tubuh manusia. Selain itu, proses alami respirasi dan fungsi metabolisme yang buruk di dalam tubuh, juga menjadi penyebab internal meningkatkan radikal bebas dalam tubuh.

Radiasi UV  : Matahari memancarkan sinar dengan radiasi panjang gelombang dengan rentang yang sangat lebar, tetapi yang masuk ke bumi dan mendapat perhatian khusus adalah sinar ultra violet yang memiliki energi cukup besar yang dapat memicu bahkan menimbulkan radikal bebas dalam tubuh terutama kulit.

Pestisida : Pestisida kimia merupakan bahan beracun yang sangat berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Hal ini disebabkan pestisida bersifat polutan dan menyebarkan radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh seperti mutasi gen dan gangguan syaraf pusat. Disamping itu residu kimia yang beracun tertinggal pada produk pertanian dapat memicu kerusakan sel, penuaan dini dan munculnya penyakit degeneratif.

Obat-obatan : Beberapa macam obat dapat meningkatkan produksi radikal bebas dalam bentuk peningkatan tekanan oksigen. Bahan-bahan tersebut bereaksi bersama hiperoksia dapat mempercepat tingkat kerusakan. Termasuk didalamnya antibiotika kelompok quinoid atau berikatan logam untuk aktivitasnya (nitrofurantoin), obat kanker seperti bleomycin, anthracyclines (adriamycin), dan methotrexate, yang memiliki aktifitas pro-oksidan. Selain itu, radikal juga berasal dari fenilbutason, beberapa asam fenamat dan komponen aminosalisilat dari sulfasalasin dapat menginaktifasi protease, dan penggunaan asam askorbat dalam jumlah banyak mempercepat peroksidasi lemak.

Olahraga berlebihan : Olahraga berlebihan akan membuat tubuh membutuhkan suplai oksigen yang sangat banyak, sehingga peningkatan ini akan memicu timbulnya radikal bebas dalam tubuh. Jika gaya olahraga semacam ini dilakukan dengan frekuensi yang sering, maka akan terjadi penumpukan radikal bebas dalam tubuh. Peningkatan pembentukan radikal bebas dalam aktivitas olahraga dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu oleh rusaknya jaringan otot akibat dari gerakan-gerakan yang bersifat eksposif. Olah raga dengan intesitas tinggi dan durasi lama ternyata juga terbukti dapat menimbulkankerusakan sel. Konversi radikal bebas lemah (superoxide) menjadi radikal bebas yang lebih merusak (hydroxyl) oleh akumulasi asam laktat otot serta dari peningkatan metabolisme energi yang meningkatan jumlah molekul oksigen (O2) di dalam tubuh. Ketidakseimbangan antara jumlah radikal bebas yang terbentuk di dalam tubuh dengan kapasitas kemampuan antioksidan alami tubuh untuk ‘menjinakannya’ dapat menyebabkan kondisi yang disebut sebagai stres oksidatif (oxidative stress). Stres oksidatif yang dipicu oleh peningkatan jumlah radikal bebas di dalam tubuh akibat dari peningkatan metabolisme energi , kualitas udara yang buruk ataupun sebab lainnya dapat menyebabkan kerusakan pada sel, jaringan dan organ tubuh.

Radiasi : Radioterapi memungkinkan terjadinya kerusakan jaringan yang disebabkan oleh radikal bebas. Radiasi elektromagnetik (sinar X, sinar gamma) dan radiasi partikel (partikel elektron, photon, neutron, alfa, dan beta) menghasilkan radikal primer dengan cara memindahkan energinya pada komponen seluler seperti air. Radikal primer tersebut dapat mengalami reaksi sekunder bersama oksigen yang terurai atau bersama cairan seluler.

Autoksidasi : Autoksidasi merupakan produk dari proses metabolisme aerobik. Molekul yang mengalami autoksidasi berasal dari katekolamin, hemoglobin, mioglobin, sitokrom C yang tereduksi, dan thiol. Autoksidasi dari molekul diatas menghasilkan reduksi dari oksigen diradikal dan pembentukan kelompok reaktif oksigen. Superoksida merupakan bentukan awal radikal. Ion ferrous (Fe II) juga dapat kehilangan elektronnya melalui oksigen untuk membuat superoksida dan Fe III melalui proses autoksidasi.

Oksidasi enzimatik : Beberapa jenis sistem enzim mampu menghasilkan radikal bebas dalam jumlah yang cukup bermakna, meliputi xanthine oxidase (activated in ischemia-reperfusion), prostaglandin synthase, lipoxygenase, aldehyde oxidase, dan amino acid oxidase. Enzim myeloperoxidase hasil aktivasi netrofil, memanfaatkan hidrogen peroksida untuk oksidasi ion klorida menjadi suatu oksidan yang kuat asam hipoklor.

Respiratory burst  : Sel fagositik menggunakan oksigen dalam jumlah yang besar selama fagositosis. Lebih kurang 70-90 persen penggunaan oksigen tersebut dapat diperhitungkan dalam produksi superoksida. Fagositik sel tersebut memiliki sistem membran bound flavoprotein cytochrome-b-245 NADPH oxidase. Enzim membran sel seperti NADPH-oxidase keluar dalam bentuk inaktif. Paparan terhadap bakteri yang diselimuti imunoglobulin, kompleks imun, komplemen 5a, atau leukotrien dapat mengaktifkan enzim NADPH-oxidase. Aktifasi tersebut mengawali respiratory burst pada membran sel untuk memproduksi superoksida. Kemudian H2O2 dibentuk dari superoksida dengan cara dismutasi bersama generasi berikutnya dari OH dan HOCl oleh bakteri.

Sumber: Kompas

Selasa, 20 Agustus 2013

Menyusui lindungi Ibu dari kanker payudara?

Menyusui anak dengan durasi lebih dari enam bulan akan melindungi wanita dari kanker payudara dalam jangka waktu yang panjang. Syaratnya, si ibu bukanlah perempuan perokok. Berdasarkan penelitian terbaru, merokok dapat menghambat manfaat menyusui, sehingga ada perbedaan sekitar 10 tahun dalam diagnosis dengan pasien kanker payudara yang tidak merokok. "Dan semua itu tergantung berapa lama mereka menyusui anak-anaknya," tulis situs Health Day, 15 Agustus 2013.

Mereka yang tidak merokok dan tidak menyusui, atau menyusui tak lebih dari tiga bulan, rata-rata didiagnosis mengidap kanker payudara pada usia 58 tahun. Sementara wanita yang tidak merokok dan menyusui lebih dari enam bulan, baru dinyatakan mengidap kanker payudara pada usia rata-rata 68 tahun. "Namun perempuan yang menyusui lebih dari enam bulan tapi merokok, didiagnosis dengan penyakit ini pada rata-rata usia 47 tahun."

Menurut peneliti University of Granada, Spanyol, Emilio Gonzalez-Jimenez, perempuan tidak merokok dan menyusui lebih dari enam bulan terdiagnosis kanker payudara lebih lama. Sekitar 20 tahun kemudian, ketimbang perempuan merokok, tidak menyusui, atau menyusui kurang dari enam bulan. "Meski banyak penelitian menghubungkan antara kehamilan dengan risiko kanker payudara, tapi hasil riset pada efek perlindungan menyusui terhadap penyakit ini menunjukkan hasil yang saling bertentangan," kata Gonzalez-Jimenez.

Tim Gonzalez-Jimenez meneliti catatan kesehatan lebih dari 500 wanita berusia 19 hingga 91 tahun. Mereka merupakan perempuan yang didiagnosis atau mendapat pengobatan kanker payudara dari 2004 hingga 2009, di Rumah Sakit Universitas Granada.

Dalam penelitiannya, ilmuwan menemukan hubungan antara menyusui dengan usia saat terdiagnosis kanker, tapi keduanya tidak menunjukkan hubungan sebab-akibat. Hubungan ini terjadi ketika ada faktor keturunan dalam keluarga. Penelitian lain menunjukkan hubungan antara merokok dengan kanker payudara.

Direktur Breast and Gynecologic Cancer di American Cancer Society, Debbie Saslow, mengatakan riset ini berskala kecil. Sebab, hanya 26 perempuan tidak merokok dalam penelitian ini yang menyusui lebih dari enam bulan. Sementara penelitian sebelumnya menunjukkan hasil temuan yang beragam. "Banyak hasil riset menunjukkan bahwa menyusui memberikan efek perlindungan melawan kanker payudara, tapi efek ini kecil dan efeknya lebih lama jika Anda menyusui lebih lama," kata Saslow.

American Cancer Society memperkirakan lebih dari 234 ribu kasus kanker payudara terdiagnosis selama 2013. Sekitar 40 ribu kematian diperkirakan akan terjadi tahun ini akibat penyakit itu.

Berdasarkan data U.S Centers for Disease Control and Prevention, sebanyak 77 persen anak Amerika disusui ibunya pada saat dilahirkan. Namun dari bayi kelahiran 2010, hanya 49 persen yang masih menyusui saat berusia enam bulan dan hanya 27 persen yang masih disusui ketika berumur 12 bulan.

Sumber: Tempo

Senin, 19 Agustus 2013

Pernyataan Angelina Jolie, inspirasi penderita kanker payudara

Tak seperti kebanyakan wanita yang enggan kehilangan simbol feminimnya, Angelina Jolie menyetujui operasi pengangkatan payudaranya ketika dokter mendeteksi kanker. Baru-baru ini pemain film The Tourist tersebut memyuarakan kepada publik tentang mastektomi yang dilakukannya. Tak malu, Angie malah berharap aksinya ini dapat memberi semangat bagi sesama penderita kanker payudara (BRCA1).

"Ketika seseorang dikenal sebagai wanita cantik di penjuru dunia lalu mengidap kanker payudara dan harus diangkat, tak banyak yang dapat menerimanya. Bahkan mereka akan mencibir 'kenapa ia melakukannya?'" kata Kristi Funk, dokter Angelina Jolie seperti diberitakan Femalefirst.

Kristi memuji tindakan ibu enam anak itu tentang keputusannya untuk mengangkat aset berharganya sebagi seorang wanita. Juga tentang kejujurannya kepada publik mengenai operasi yang dilakukannya untuk memotivasi penderita kanker lainnya.

Pasangan Brad Pitt ini memang tak begitu saja melewati masalah ini, namun ia cukup tenang menunggu waktu yang tepat melakukannya dan sampai hari ini ia tetap dapat hidup untuk kekasih dan anak-anaknya.

"Saya pikir yang paling penting adalah memberitahu orang-orang tentang operasi, tentang sesuatu yang sangat pribadi," tambah dokter itu lagi.

Kristi mengatakan bahwa Angie memang sudah lama ingin membantu semua orang lewat tindakan apapun. Dia berharap masyarakat khususnya kaum hawa menjadi sadar bahwa ketika seseorang divonis menderita kanker bukan berarti kehidupannya berakhir. Masih banyak yang bisa dilakukan untuk bertahan hidup untuk orang-orang yang dicintainya dan juga untuk berkarya. Lihat saja, Angelina Jolie.

Sumber: Liputan6

Jumat, 16 Agustus 2013

Kisah penderita kanker yang jatuh bangun atau jatuh selamanya

Kanker adalah penyakit yang sulit disembuhkan terlebih jika terdeteksinya sudah dalam stadium lanjut. Penderitanya harus jatuh bangun agar sembuh atau malah jatuh selamanya dan tak bangun lagi.

Walau punya semangat hidup yang tinggi karena kondisi tubuh yang kian lemah, penderita kanker akhirnya tak berdaya.

Berikut kisah-kisah sukses pasien yang berhasil melawan kanker dan juga cerita miris karena tak berdaya ditekuk kanker, yang bisa menjadi pelajaran buat semua orang agar lebih peduli pada kesehatannya :

1. Kisah sukses Rima Melati

Menjalani karir di dunia hiburan membuat aktris Rima Melati di masa mudanya begitu dekat dengan lingkungan perokok. Bahkan ia mengakui, dirinya sendiri adalah mantan perokok berat yang pada masanya pernah sanggup menghabiskan 2 bungkus rokok dalam sehari.

Kebiasaan buruk ini membuat Rima harus menerima diagnosis kanker usus pada tahun 1981. Pemilik nama asli Marjolien Tambajong ini mengisahkan, dokter pribadinya yakin bahwa salah satu pemicu utamanya adalah racun-racun dari asap rokok yang sehari-hari masuk ke paru-parunya.

Cobaan pertama ini bisa dilalui Rima dengan baik, hingga akhirnya ia sembuh dari kanker usus berkat pengobatan yang intensif. Namun sayang, ia belum kapok juga menghisap rokok hingga akhirnya ancaman maut kembali datang melalui serangan kanker yang kedua.

"Sekitar 8 tahun setelah itu saya kena kanker di organ tubuh lain, di payudara. Dokter saya bilang penyebabnya sama. Dia marah-marah karena saya tidak berhenti merokok," jelas Rima seperti diberitakan detikHealth beberapa waktu silam.

Karena sudah memasuki stadium lanjut, Rima tidak punya pilihan lain kecuali harus menjalani operasi pengangkatan payudara. Dengan berat hati, ia berusaha mengikhlaskan payudara kiri yang telah digerogoti kanker itu untuk diangkat oleh dokter bedah.

Namun pada detik-detik terakhir menjelang operasi, salah seorang rekan menyarankannya untuk menjalani terapi di Belanda. Rima memilih untuk membatalkan operasi lalu terbang ke Belanda dan akhirnya Rima bisa sembuh tanpa harus kehilangan payudara kirinya.

2. Kisah Sukses Berthie Sompie

Sama seperti Rima Melati, mantan kapten tim nasional softball era 1980-1990 Albert Charles Sompie atau lebih dikenal sebagai Berthie Sompie juga terkena kanker gara-gara merokok. Bahkan lebih parah, Berthie mengaku pernah dalam satu masa bisa habis rokok 60 batang/hari.

Dampaknya ia rasakan pertama kali tahun 2004, ketika dokter menemukan kanker berukuran 6,5 cm di paru-paru sebelah kanan. Meski sempat mangkir dari pengobatan medis, Bertie akhirnya sukses menjalani operasi pada akhir 2005 saat kankernya sudah tumbuh menjadi 8 cm.

Namun tidak cukup sampai di situ, pada saat yang hampir sama dokter juga menemukan kanker di usus besarnya. Sama seperti kanker di paru-parunya, kanker di usus ini juga merupakan kanker primer yang artinya bukan sekedar persebaran dari kanker yang terdahulu.

Untungnya keberhasilan operasi kanker paru-paru dan juga serangkaian kemoterapi yang pernah dijalaninya dengan baik memberikan rasa percaya diri yang cukup kuat. Ditambah dengan semangatnya sebagai mantan atlet, Berthie juga sukses menjalani operasi kanker keduanya.

Dengan selalu menjaga rutinitas olahraga serta pola makan yang seimbang, Berthie hingga kini bisa hidup sehat dan bahkan sangat bugar di usianya yang sudah 53 tahun. Selain itu, ia juga gencar mengkampanyekan bahaya rokok bersama rekan-rekannya sesama survivor atau mantan pasien kanker.

3. Ibu Yulianti Menyerah Kepada Kanker Rahim Setelah Berjuang 3 Tahun

Ibu Yulianti adalah salah satu pasien yang akhirnya harus menyerah terhadap penyakit kanker rahim yang dideritanya. Setelah berjuang selama 3 tahun, ia tak kuasa menahan keganasan kanker. Waktu bertahannya ini terbilang lumayan lama sebab dokter awalnya mendiagnosis ibu Yulianti hanya dapat bertahan selama setahun.

Sejak bulan Oktober 2009, ibu Yulianti mengeluh ngilu di perut bagian bawah seperti kram saat menstruasi. Meski semakin nyeri, ibu Yulianti tidak mau pergi ke dokter dan memilih diurut. Hingga akhirnya ia tidak bisa bangun dari tempat tidur dan badannya panas, barulah ia bersedia dibawa ke dokter.

Ketika berkonsultasi ke dokter kandungan, diketahui ada myom sebesar 8 cm di dekat rahim dan harus diangkat lewat operasi. Saat operasi, dokter menemukan ada bibit-bibit kanker di sekitar rahim. Menurut dokter, penanganannya sudah terlambat karena sel kankernya telah menyebar.

"Ternyata darah yang keluar setelah diurut itu bukan menstruasi, tapi sel kanker yang pecah sehingga meluas kena kanker rahim, jadi rahimnya harus diangkat. Kata dokter itu sudah stadium 3C," ujar Dyah Gayatri sang anak, saat dihubungi detikHealth.

Setelah operasi, Ibu Yuli memutuskan menjalani kemoterapi sehingga harus dipindah ke RS Kanker Dharmais. Selesai paket 1 kemoterapi, ibu Yuli sempat bisa menyetir lagi dan badannya tidak kurus. Tapi 2 bulan berikutnya kadar Ca-nya (kanker) kembali tinggi dan mengalami kekambuhan tapi bukan di daerah rahim, melainkan menyebar ke usus.

Pada awal 2011 dokter menemukan tumor ganas sebesar telur di bawah lambung. Hasil pemeriksaan endoskopi menemukan di sekitar tumor ada bibit-bibit kanker sehingga tidak bisa dioperasi. Kalau bibit yang seperti anggur ini pecah, maka penanganannya akan lebih susah karena kanker akan menyebar.

Ibu Yuli akhirnya harus menjalani kemoterapi paket 2 dengan obat yang dosisnya lebih tinggi. Efeknya langsung kelihatan karena ia bisa muntah 10 - 15 kali dalam sehari. Ibu Yuli juga tidak mau makan dan rambutnya rontok. Setelah menjalani 3 kali kemoterapi, ia memutuskan berhenti karena tidak kuat.

Tumor yang sempat mengecil pun kembali membesar hingga akhirnya mau tidak mau ia harus dikemoterapi lagi. Karena kondisi badannya sudah lemah dan obatnya keras, tubuh Ibu Yuli pun semakin kurus.

"Habis lebaran 2011 mulai memburuk lagi, kurus banget, nggak bisa jalan, makan nggak bisa dan dirawat di Dharmais selama 2 bulan karena muntah terus. Jadi tumor ini menekan lambung, setiap ada makanan yang masuk muntah. Sempat dikemoterapi lagi 2 kali, tapi setelah itu ibu nggak sanggup dan mau pulang ke rumah," kenang Dyah.

Untuk mengobati penyakitnya, ibu Yulianti sempat berupaya menjalani pengobatan alternatif dengan minum jamu. Khasiatnya lumayan sebab muntahnya berhenti, bisa makan dan terlihat lebih segar. Entah hal ini diebabkan jamunya mujarab atau karena sugesti saja.

Di awal Januari 2012, tiba-tiba ibu Yuli tidak bisa melihat dan badannya gemetar. Setelah ke rumah sakit, diketahui ia mengalami dehidrasi dan tekanan darah rendah sehingga harus dirawat di rumah sakit selama seminggu.

Sayangnya, seminggu setelah pulang dari rumah sakit, Ibu Yulianti meninggal dunia, tepatnya pada 3 Februari 2012. Ternyata sejak pertama kali divonis kanker, dokter sudah mengatakan bahwa kondisi Ibu Yuli terbilang gawat dan diperkirakan hidupnya tinggal 1 tahun.

4. Zulfikar yang Harus Menyerah dengan Kanker Langka

Zulfikar baru berusia 11 tahun saat kanker menyerang tubuhnya. Februari 2009, sejak saat itu ia mulai sering mengeluh nyeri dan pegal di tubuhnya meski belum mengganggu aktivitas sehingga tidak diperiksakan. Namun pada awal Agustus 2009, rasa nyeri tersebut datang lagi dan disertai dengan pendarahan pada urinenya.

Saat itu kondisinya langsung drop. Zulfikar yang tinggal di Balikpapan langsung dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan biopsi awal. Tapi dokter belum tahu apa penyakitnya.

Karena semakin drop, bocah kelahiran 1 Agustus 1997 ini pun terpaksa dirujuk ke RSAB Harapan Kita Jakarta, yang kemudian dirujuk lagi ke RS Kanker Dharmais.

Dari hasil biopsi kedua inilah dokter mengetahui bahwa Zulfikar terkena penyakit kanker tulang belakang jenis Myxopapillary ependymoma yang merupakan salah satu kasus kanker yang jarang ditemui di Indonesia stadium awal.

Tapi perjalanan penyakit ini cenderung cepat, karena pada Desember 2009 dokter justru memvonis penyakitnya makin parah dan masuk stadium lanjut yang membuatnya hanya bisa berada di tempat tidur dan mendapatkan pengobatan paliatif saja, karena tipisnya harapan yang dimiliki serta adanya masalah biaya.

Meskipun sudah divonis hanya punya sedikit harapan hidup, tapi Zulfikar sering mengatakan pada ibunya bahwa dirinya ingin sembuh. Semangat yang dimiliki Zulfikar untuk sembuh terkadang sering membuat ibunya merasa sangat sedih.

Kala itu, Fikar panggilan akrabnya, masih berjuang untuk bisa melawan sel-sel kanker yang menyerang tubuhnya. Meskipun harapan hidupnya tipis, anak yatim itu tetap memiliki semangat besar untuk sembuh dan membahagiakan ibunda tercinta, satu-satu keluarga inti yang dimiliki setelah ayahnya meninggal pada tahun 2007.

Dukungan terhadap Fikar untuk sembuh datang dari banyak pihak. Beberapa pilot dari Maskapai Garuda Indonesia datang khusus menjenguknya karena Fikar selalu bercita-cita ingin jadi pilot, Menteri Perbedayaan Perempuan Linda Gumelar serta pemain sepak bola Bambang Pamungkas karena Fikar hobi bermain play station bola.

"Fikar sejak kelas 1 SD sudah punya cita-cita ingin menjadi pilot, jadi dokter sengaja mendatangkan pilot kesini untuk membangkitkan semangat hidup Fikar," ujar Nurhasanah.

Namun ternyata takdir berkehendak lain, tubuh Fikar tidak lagi mampu melawan sel-sel kanker ganas yang menyerang. Ia pun meninggal dunia pada 30 Desember 2009 akibat kanker tulang belakang.

Sumber: Detik Health

Kamis, 15 Agustus 2013

Obat-obatan yang meningkatkan risiko cacat lahir

Saat hamil, bukan hanya alkohol dan sushi yang harus dihindari. Konsumsi obat untuk meringankan hidung tersumbat (dekongestan) yang dijual bebas ternyata juga berisiko meningkatkan kelahiran bayi cacat.

Tim peneliti dari Harvard University and Boston University memeriksa 20.000 bayi dari berbagai negara bagian di AS pada dua dekade terakhir. Tim peneliti meminta perawat bertanya kepada ibu dari bayi-bayi itu apakah selama hamil minum obat dekongestan. Ternyata, beberapa jenis dekongestan meningkatkan risiko kecacatan tertentu pada bayi baru lahir.

Penelitian juga mengidentifikasi tiga bahan dekongestan yang berbahaya, terutama jika dikonsumsi pada trimester pertama dan atau menjelang kehamilan.

1. Phenylephrine
Phenylephrine meningkatkan risiko 8 kali lebih besar pada cacat endiocardial cushion, di mana kondisi dinding jantung bayi tidak terbentuk sempurna. Phenylephrine ditemukan pada merek obat dengan huruf PE di belakangnya, seperti Sudafed PE Congestionand dan Suphedrin PE.

2. Phenylpropanolaminea
Zat ini akan meningkatkan risiko cacat telinga sampai 8 kali. Zat ini juga meningkatkan risiko gangguan pada perut yang disebut pyloric stenosis. Walaupun sudah dilarang di Amerika, zat ini masih ada dalam pil seperti Accutrim and Dexatrim.

3. Pseudoephedrine
Pseudoephedrine meningkatkan risiko dinding perut yang tidak terbentuk sempurna. Kondisi ini disebutgastroschisis. Pada resep, obat ini merupakan pilihan, seperti Sudafed Congestion.

Sampai saat ini peneliti belum mengetahui bagaimana ketiga zat tersebut menyebabkan kecacatan. Namun, menurut peneliti, dekongestan mungkin menyempitkan saluran pembuluh darah. Jika dekongestan juga menyempitkan pembuluh darah rahim, maka aliran oksigen pada janin terganggu sehingga terjadi gangguan perkembangan.

Bagaimana jika telanjur mengonsumsi?

Peneliti menganjurkan agar ibu tidak terlalu mengkhawatirkan efek dekongestan. Namun, tetaplah waspada, mengingat obat-obatan umumnya tidak diuji coba pada wanita hamil.

Walau peningkatan risikonya sampai 8 kali, tetapi masih terbilang kecil. Misalnya Phenylephrine hanya memengaruhi 3 sampai 27 per 10.000 kehamilan. Untuk berjaga-jaga, sebaiknya jika Anda sedang hamil atau sedang dalam program kehamilan, jangan membeli obat secara bebas.

Sumber: Kompas

Rabu, 14 Agustus 2013

Faktor genetik, bisa diturunkan dengan jenis kanker yang berbeda

Jika Anda punya keluarga inti yang sakit kanker, bersegeralah melakukan tes screening kanker karena bisa jadi Anda berisiko terkena kanker yang sama. Namun sebuah studi memastikan risikonya tak hanya berlaku untuk kanker yang sama tapi juga jenis kanker lainnya.

Sebelumnya peneliti mengamati 12.000 pasien berbagai jenis kanker dan membandingkannya dengan 11.000 partisipan yang tidak mengalami kanker dari Italia dan Swiss. Peneliti juga mengumpulkan informasi tentang riwayat kanker keluarga, terutama saudara dekat (mereka yang berbagai gen sebesar 50 persen seperti orangtua, saudara kandung atau anak).

Hasilnya, dari 13 jenis kanker yang diamati peneliti, saudara kandung berisiko tinggi terserang jenis kanker yang sama. Ke-13 jenis kanker itu misalnya kanker mulut dan faring; kanker nasofaring; kanker esofagus atau kerongkongan; kanker perut; kanker usus, kanker hati; kanker pankreas; kanker laring; kanker payudara; kanker rahim; kanker ovarium; kanker prostat; dan kanker ginjal.

Tapi studi yang sama juga menemukan bukti bahwa riwayat kanker keluarga juga meningkatkan risiko jenis kanker lainnya secara signifikan. Misalnya peneliti menemukan saudara kandung yang mengidap kanker laring berisiko tiga kali lipat mengidap kanker mulut dan faring.

Begitu juga dengan partisipan yang punya hubungan darah dengan pasien kanker mulut dan faring, mereka berisiko empat kali lipat untuk mengidap kanker kerongkongan. Sedangkan saudara pasien kanker payudara berisiko dua kali lipat terkena kanker ovarium.

Menurut studi yang dipublikasikan dalam jurnal Annals of Oncology ini juga mengungkapkan seorang pria berisiko 3,4 kali lipat terkena kanker prostat jika saudaranya mengidap kanker kandung kemih. Selain itu, risiko seorang wanita untuk terkena kanker payudara juga meningkat jika mereka memiliki keluarga dengan riwayat kanker usus.

"Tapi yang ditekankan studi ini adalah terkadang jika saudara Anda adalah pasien kanker tertentu, maka risiko Anda untuk terkena kanker lain juga bisa melonjak. Meski risikonya relatif lebih rendah daripada kanker yang sama," terang ketua tim peneliti Dr. Eva Negri dari Mario Negri Institute for Pharmacological Research, Milan, Italia seperti dilansir BBC, Sabtu (27/7/2013).

Kendati begitu, peneliti juga mengungkap bahwa pada kasus-kasus tertentu, risiko seseorang mengidap kanker yang berbeda dengan keluarganya bisa jadi disebabkan oleh faktor lingkungan seperti riwayat kebiasaan merokok dan minum minuman keras yang dimiliki keluarga. Atau bisa juga karena faktor genetik.

Sumber: Detik

Jumat, 02 Agustus 2013

Daun sirsak bantu penderita diabetes mellitus

Diabetes Melitus (DM), penyakit yang juga dikenal dengan sebutan kencing manis ini menjadi salah satu penyakit yang cukup ditakuti saat ini. Disamping karena faktor genetika atau keturunan, pola makan dan gaya hidup diketahui juga menjadi faktor pendorong yang memicu munculnya penyakit diabetes.

Saat ini berbagai macam obat, baik kimia maupun herbal coba ditawarkan untuk penyembuhan penyakit diabetes, meskipun salah satu syarat utamanya adalah merubah pola makan dan memperbaiki gaya hidup.

Menurut teori kesehatan, diabetes melitus (DM) adalah penyakit menahun dimana kadar glukosa darah menimbun dan melebihi nilai normal (70 mg hingga 120 mg/dl). Keadaan ini timbul akibat tubuh kekurangan insulin baik secara absolut maupun relatif, sehingga metabolisme tubuh tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya.

Saat ini penyakit diabetes tidak hanya menimpa orang dewasa ataupun orang tua, anak-anak usia balita pun dapat dengan mudah mengidap penyakit ini. Ironisnya, penyakit ini dapat timbul dengan mudah disebabkan oleh faktor keturunan dan dikenal dengan diabetes melitus tipe 1. Bagi orang dewasa yang telah berumur 35 tahun, diabetes seringkali muncul tanpa gejala. Kalaupun ada, gejalanya sangat ringan dan sering tidak disadari. Ini disebut dengan diabetes melitus tingkat II.

Berbeda dengan diabetes melitus I yang sifatnya turunan, diabetes melitus II lebih disebabkan karena faktor pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat. Banyak orang yang berpendapat bahwa diabetes disebabkan karena seseorang terlalu sering makan enak, sehingga diabetes identik dengan penyakit kemakmuran.

Ada juga orang berpendapat, semakin enak rasa nasi yang kita makan, maka semakin tinggi kadar gula yang terdapat di dalamnya. Oleh karena itu salah satu cara agar dapat hidup sehatdan aman, adalah mengatur pola makan. Makanlah makanan yang sehat dan bermanfaat serta jangan menyantap makanan secara berlebih. Satu hal lagi, jangan lupa berolahraga karena dengan rajin berolahraga metabolisme tubuh dapat terjaga dengan baik.

Sebenarnya secara perorangan kita dapat mendeteksi penyakit diabetes, biasanya gejala yang sering terjadi adalah buang air kecil terlalu sering, penglihatan kabur, rasa haus, badan terasa cepat lelah, tubuh terasa sering kesemutan, banyak makan namun berat badan cenderung menurun. Jika hal ini dibiarkan, maka akan berakibat fatal.

Daun Sirsak untuk Pengobatan Diabetes

Mungkin saat ini kita sering bingung memilih atau memilah obat apa yang cocok dan aman jika dikonsumsi untuk diabetes. Konsultasi ke dokter memang merupakan jalan terbaik. Namun, ada satu jenis tanaman biasa yang jika dikonsumsi bagi penderita diabetes dapat membantu menurunkan kadar insulin yang tinggi dalan tubuh. Ya, daun sirsak (nangka belanda).

Beberapa penelitian secara medis menunjukkan bahwa ekstrak daun sirsak dapat meningkatkan fungsi dari sel beta pankreas yang menghasilkan fungsi insulin. Walau memang belum teruji secara klinis dan hingga kini uji coba masih terus dilakukan, setidaknya ini sudah menjadi kabar baik bagi penderita diabetes di seluruh dunia.

Dan dari segi kandungan gizi, sirsak memiliki banyak kandungan yang bermanfaat bagi tubuh, diantaranya adalah berbagai senyawa lemak, fruktosa, protein, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin A, dan Vitamin B, kemudian senyawa golongan tanin, fitosterol, dan alkaloida, serta acetogenin, dan beberapa manfaat lain.

Satu hal yang perlu diperhatikan, berusahalah untuk yakin dalam pengobatan. Jangan karena menganggap daun sirsak itu adalah daun biasa, lalu Anda tidak merasa "wah" untuk menggunakannya. Atau karena sudah ada yang mencobanya dan tidak sembuh, lalu Anda merasa enggan menggunakannya. Ilmu medis memang sudah semakin luas, namun kita masih banyak belum mengetahui rahasia-rahasia alam yang dikaruniakan oleh Ilahi. Tugas kita lah untuk mencarinya. Ingat, ada kalanya solusi yang kita butuhkan itu berasal dari dekat kita. Lagipula tubuh manusia itu penuh dengan rahasia, terkadang muncul kekuatan dari dalam yang di luar akal sehat.

Kembali ke pengobatan diabetes dengan daun sirsak, Anda sebaiknya selalu memeriksakan kadar gula darah ke laboratorium, atau sebaiknya Anda memiliki alat tes gula darah sendiri di rumah. Tetaplah meminta saran dokter, karena saran dari yang lebih ahli akan bermanfaat bagi kesehatan kita.

Sumber: MedKes

Kamis, 01 Agustus 2013

Jika Suhu Tubuh Turun Naik

Temperatur tubuh seseorang memang bisa berubah-ubah. Penelitian menunjukkan pukul 3-5 pagi serta jam 1-4 sore, tubuh akan memiliki suhu lebih rendah sehingga orang merasa dingin meskipun suhu disekitarnya sama.

Kenapa suhu tubuhnya bisa berubah secara fluktuatif dan apa penyebabnya?

Tubuh manusia akan mengatur sendiri suhu tubuhnya sesuai dengan keadaan dan musim di sekitarnya. Selain itu tubuh juga bereaksi terhadap suhu berbeda dengan cara yang berbeda pula.

Fluktuasi suhu bisa dianggap sebagai bagian dari mekanisme pertahanan tubuh, menggigil dan berkeringat adalah gejala yang umum dari fluktuatifnya suhu tubuh.

Seperi dikutip dari WedMD, Senin (28/6/2010) rata-rata suhu normal orang antara 36-37,8 derajat celsius. Tapi sebenarnya suhu tubuh mengalami perubahan sekitar 0,6 derajat celsius setiap harinya, tergantung dari seberapa aktif orang tersebut.

Selain itu suhu tubuh sangat sensitif terhadap kadar hormon. Pada perempuan kemungkinan berfluktuatif saat masa subur atau menstruasi.

Terdapat beberapa hal yang bisa menyebabkan suhu tubuh manusia berfluktuatif, yaitu:

1. Pertumbuhan tubuh.
Biasanya suhu tubuh akan meningkat sedikit dalam waktu satu dua hari setelah kelahiran bayi. Kemudian suhu akan menurun sedikit hingga usia tertentu dan bisa meningkat kembali.

2. Perubahan hormon.
Perubahan suhu tubuh ini biasanya dialami saat sedang menopause dan juga kehamilan. Selama kehamilan, kecepatan metabolism meningkat sehingga terjadi kenaikan suhu tubuh, dan merupakan ha yang sangat umum.

3. Siklus sirkadian.
Fluktuasi suhu terjadi antara periode istirahat dan juga aktivitas tubuh. Penelitian telah menunjukkan pada pukul 3-5 pagi serta jam 1-4 sore, tubuh akan memiliki suhu lebih rendah sehingga orang merasa dingin meskipun suhu disekitarnya sama.

4. Demam.
Saat tubuh demam, fluktuasi suhu tubuh bisa terjadi dan merupakan gejala dari banyak penyakit. Demam sendiri bisa disebabkan oleh banyak hal seperti infeksi, asupan obat-obatan tertentu, cedera, trauma atau kondisi medis lainnya.

5. Faktor lainnya.

Beberapa kondisi tertentu bisa berpengaruh, seperti setelah makan, konsumsi alkohol serta berolahraga.

Suatu hal yang penting untuk mempertahankan suhu tubuh agar tetap konstan, salah satunya adalah dengan mengukur temperatur secara teratur.

Suhu tubuh yang selalu fluktuatif bisa memiliki konsekuensi yang serius. Karena itu tak ada salahnya untuk selalu mengontrol suhu tubuh.

Sumber: Detik Health