tag:blogger.com,1999:blog-75608590999446348342024-03-05T02:15:18.318-08:00lindaleveeligthBerbagi informasi kesehatan, gaya hidup dan pengobatan penyaki dengan obat herbal alami secara tradisionalAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/17029583038529598953noreply@blogger.comBlogger89125tag:blogger.com,1999:blog-7560859099944634834.post-75375023900511696832014-01-03T03:50:00.000-08:002016-07-10T23:40:59.126-07:00Waspadai 5 gejala kanker serviks<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCSFBAVz5gJRMZmzeb0-dGWwzSLMILIcgSNHweJHf5hEt3QNfvmjOq7x8HqJvF3-NFyXj-JUNwU54b4jpmIid_p_p-EB88ksovH9ff0-sgcqsDUvmOg1XyZP0zWz28V5ZJBmOxuwpHToQA/s1600/penyakit-kanker-serviks.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Waspadai 5 gejala kanker serviks" border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCSFBAVz5gJRMZmzeb0-dGWwzSLMILIcgSNHweJHf5hEt3QNfvmjOq7x8HqJvF3-NFyXj-JUNwU54b4jpmIid_p_p-EB88ksovH9ff0-sgcqsDUvmOg1XyZP0zWz28V5ZJBmOxuwpHToQA/s320/penyakit-kanker-serviks.jpg" title="Waspadai 5 gejala kanker serviks" width="320" /></a></div>
<i><b>Waspadai 5 gejala kanker serviks</b></i>, Gejala kanker serviks seringkali disalahartikan sebagai gejala menstruasi biasa. Salah satu hal yang menyebabkan kanker serviks menjadi berbahaya adalah gejalanya yang tak jelas sehingga terlambat untuk dirawat dan diobati.<br />
<br />
Kanker serviks sering ditemukan ketika sudah sampai tahap sedang dan menunjukkan gejala berbeda antara satu wanita dan wanita lainnya. Untuk itu sebaiknya wanita selalu mewaspadai gejala kanker serviks yang tersembunyi, seperti dilansir oleh <i>Health Me Up</i> berikut ini.<br />
<br />
<b>1. Pendarahan yang tak normal</b><br />
Setiap wanita yang memiliki kanker serviks sering mengalami pendarahan yang tak normal pada vagina mereka. Pendarahan ini bisa bervariasi dari parah hingga biasa dalam sebulan.<br />
<br />
<b>2. Keputihan</b><br />
Salah satu tanda kanker serviks adalah peningkatan keputihan yang tak wajar. Meski begitu ini seringkali berbeda-beda pada wanita satu dan lainnya. Biasanya keputihan berbau tak sedap, kental, dan mengandung jamur. Jika Anda mengunjungi ahli kandungan, sebaiknya jelaskan pada dokter mengenai keputihan yang tak wajar.<br />
<br />
<b>3. Sakit saat buang air kecil</b><br />
Rasa sakit saat buang air kecil bisa menjadi salah satu gejala kanker serviks tahap sedang. Gejala ini biasanya terasa ketika kanker sudah menjalar dari serviks ke saluran kemih.<br />
<br />
<b>4. Sakit pada bagian pelvis</b><br />
Anda kemungkinan tidak mengalami sakit pada bagian pelvis saat menstruasi. Sakit pada bagian pelvis bisa jadi gejala kanker serviks. Biasanya sakit akan bertahan sampai berjam-jam dan bisa terasa ringan sampai sakit yang tajam.<br />
<br />
<b>5. Pendarahan saat seks atau pemeriksaan pelvis</b><br />
Berhati-hatilah jika Anda mengalami pendarahan di sela-sela masa menstruasi, saat melakukan seks, atau ketika melakukan pemeriksaan pelvis. Hal ini bisa jadi kanker serviks.<br />
<br />
Itulah beberapa gejala kanker serviks yang sebaiknya diwaspadai wanita. Seringkali gejala di atas terlihat seperti sakit biasa dan tak dihiraukan oleh wanita. Namun semakin banyak Anda merasakan gejala di atas, sebaiknya segera periksakan diri.<br />
<br />
<br /><a href="http://www.merdeka.com/" target="_blank"></a></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17029583038529598953noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7560859099944634834.post-90266933957532492292013-12-23T07:36:00.000-08:002016-07-10T23:44:25.963-07:00Perbedaan Benjolan Tumor dan Kanker Payudara<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjw7L7v7evc-DnB1W5O28eynACP1TGulx8tI6PduaAulzNUVEpLla4o4VFKACs1UO5AjDReRb0EauQ_JZXsPS_T94LmeZQuUOSSxs1Pu6v3gJ8ADfyC19g1QqFj1Fa4BqyAOKEK3Pm7zYgK/s1600/benjolan+payudara.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Perbedaan Benjolan Tumor dan Kanker Payudara" border="0" height="160" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjw7L7v7evc-DnB1W5O28eynACP1TGulx8tI6PduaAulzNUVEpLla4o4VFKACs1UO5AjDReRb0EauQ_JZXsPS_T94LmeZQuUOSSxs1Pu6v3gJ8ADfyC19g1QqFj1Fa4BqyAOKEK3Pm7zYgK/s320/benjolan+payudara.jpg" title="Perbedaan Benjolan Tumor dan Kanker Payudara" width="320" /></a></div>
<i><b>Perbedaan Benjolan Tumor dan Kanker Payudara</b></i>, Kanker payudara merupakan ancaman serius bagi kaum hawa. Bagaimana tidak, prevalensinya menempati urutan wahid jenis kanker paling banyak pada wanita, baik di dunia maupun di Indonesia. Untuk itu, wanita perlu lebih waspada dengan rutin melakukan pemeriksaan pada payudaranya.<br />
<br />
Namun tidak semua benjolan di payudara adalah kanker. Faktanya, hanya 15 persen dari benjolan yang bisa berkembang menjadi kanker. Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Onkologi Indonesia (PP POI) Dradjat Ryanto Suardi mengatakan, selain kanker benjolan bisa berupa tumor jinak, namun keduanya tetap perlu diwaspadai.<br />
<br />
"Tumor jinak lebih tidak berbahaya daripada kanker karena tidak menyebabkan kegagalan organ yang dihinggapinya," jelasnya dalam konferensi pers Breast Cancer Expert Forum dengan tema "Transforming Advanced Breast Cancer at the Molecular Level", di Jakarta.<br />
<br />
Dradjat pun menjelaskan perbedaan keduanya, pertama kanker lebih cepat bertumbuh dibandingkan dengan tumor. Dalam 8-200 hari, sel-sel kanker bisa membelah dengan sangat cepat. Sementara tumor jinak pertumbuhannya lebih lambat.<br />
<br />
Kedua, ketika diraba, benjolan kanker terasa padat dan keras. "Sel-sel kanker bila teraba rasanya akan seperti meraba tulang," ujar dokter spesialis bedah onkologi dari Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Bandung, ini.<br />
<br />
Sementara itu, benjolan tumor akan teraba lebih lunak. Dradjat menjelaskan, benjolan tumor pun bisa mengalami pergeseran jika ditekan, tidak seperti kanker yang kaku. Ini karena sel-sel kanker umumnya melakukan infiltrasi (penyusupan) terhadap jaringan-jaringan di sekitarnya, maka sulit untuk digerakan.<br />
<br />
"Benjolan akibat kanker yang sudah berkembang lebih lanjut juga menyebabkan perubahan pada permukaan payudara, misalnya puting yang tertarik ke dalam, itu karena infiltrasi tadi," paparnya.<br />
<br />
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Subdit Penyakit Kanker Kementerian Kesehatan RI Niken Wastu Palupi, pemeriksaan payudara yang dilakukan secara rutin akan meningkatkan sensitivitas pemeriksanya untuk mendeteksi adanya benjolan. Artinya, kemampuan membedakan antara benjolan kanker dan tumor juga meningkat.<br />
<br />
"Jika rutin melakukan pemeriksaan payudara sendiri, benjolan berukuran 1,2 sentimeter saja sudah dapat teraba," ujar dia.<br />
<br />
Kanker payudara merupakan pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel payudara yang berubah menjadi ganas. Saat ini, kanker payudara adalah kanker yang paling banyak dialami oleh wanita di seluruh dunia. Di Indonesia, kasus kanker payudara mencapai 35 persen dari total kasus kanker.<br />
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17029583038529598953noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7560859099944634834.post-21532277255766219842013-12-21T04:22:00.000-08:002016-07-10T23:47:17.848-07:00"Intip Vagina Aku", Deteksi Kanker Lebih Mudah dan Murah<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjOsSXmqOfHV4WGRUWz0KkS2Lun2haM0usWGMhvlaBXMNKQQX3YlxWO5dHdjA_XfrgLGPWewCLrzbzVf2DyaO-7op3Xj4ZjVb0prT74qE4fq0sLst-H6cEAsTnatfj9u9bY9PGV56NisQ1/s1600/gejala-Kanker-Serviks.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Deteksi Kanker Lebih Mudah dan Murah" border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjOsSXmqOfHV4WGRUWz0KkS2Lun2haM0usWGMhvlaBXMNKQQX3YlxWO5dHdjA_XfrgLGPWewCLrzbzVf2DyaO-7op3Xj4ZjVb0prT74qE4fq0sLst-H6cEAsTnatfj9u9bY9PGV56NisQ1/s320/gejala-Kanker-Serviks.jpg" title="Deteksi Kanker Lebih Mudah dan Murah" width="320" /></a></div>
Mengetahui status kesehatan terkini merupakan sesuatu yang penting untuk dilakukan dalam menjaga kesehatan. Dengan mengetahuinya, kita dapat mengenali faktor risiko, bahkan deteksi dini penyakit.<br />
<br />
Status kesehatan umumnya diketahui dengan melakukan tes kesehatan. Khususnya untuk kanker serviks atau leher rahim, cara yang biasa dilakukan adalah dengan <i>pap smear</i>. Namun, cara itu cukup mahal dan membutuhkan waktu untuk mengetahui hasilnya. Pilihan lainnya adalah inspeksi vagina dengan asam asetat (IVA) atau tes IVA.<br />
<br />
"Agar lebih mudah diingat, IVA juga bisa disebut sebagai 'Intip Vagina Aku'," ujar Fitriyadi Kusuma, spesialis kebidanan dari Divisi Ginekologi dan Onkologi Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, saat ditemui di diskusi kesehatan SOHO #BetterU di Jakarta.<br />
<br />
Fitriyadi mengatakan, <i>pap smear</i> masih merupakan standar emas untuk mendeteksi risiko kanker serviks karena tingkat akurasinya di atas 90 persen. Namun, teknik pemeriksaan lain dengan tes IVA juga bisa jadi pilihan, dengan harga lebih murah dan tingkat akurasi yang tak berbeda jauh.<br />
<br />
Prinsip tes IVA, terang dia, yaitu dengan menggunakan asam asetat pada vagina untuk melihat jika ada tanda-tanda visual dari kanker serviks atau gejala prakanker. Tes IVA perlu dilakukan oleh tenaga medis terlatih. Saat ini, di Indonesia terdapat sekitar 1.000 tenaga medis yang terampil melakukan tes IVA.<br />
<br />
Menurut Fitriyadi, tes IVA lebih mudah dan jauh lebih murah dibandingkan tes <i>pap smear</i>. Bahkan dengan biaya kurang dari Rp 2.000, tes IVA sudah dapat dilakukan. Akurasinya pun tidak berbeda signifikan dengan <i>pap smear,</i> yaitu sebesar 70-80 persen. Sayangnya, tes IVA tidak memiliki dokumentasi sehingga rekam jejaknya tidak dapat dilihat kembali pada kemudian hari.<br />
<br />
"Maka kalau sudah ada tanda-tanda positif dari gejala kanker atau prakanker, biasanya langsung diberi terapi agar tingkat keberhasilan pengobatan lebih besar," cetusnya.<br />
<br />
Kepala Subdit Pengendalian Penyakit Kanker Kementerian Kesehatan Niken Wastupalupi mengatakan, kesadaran untuk melakukan deteksi dini kanker serviks di Indonesia masih rendah. Hingga 2013, baru ada 635.181 orang yang sudah pernah melakukan tes IVA.<br />
<br />
"Dari jumlah itu, 28.000-an orang dinyatakan positif HPV, dan 792 orang diduga sudah mengalami kanker serviks," paparnya.<br />
<br />
Kanker serviks sendiri merupakan ancaman serius bagi kesehatan wanita. Data Globocan dari WHO memperkirakan, di dunia, setiap satu menit ada satu kasus baru kanker serviks, dengan kasus kematian setiap dua menit. Adapun di Indonesia, 41 kasus baru terjadi setiap harinya dengan 20 kematian.<br />
<br />
WHO juga menyebutkan, pada tahun 2013, kanker serviks dialami oleh 15.000 wanita di Indonesia. Ini menjadikan kanker serviks menjadi kanker kedua dengan prevalensi tertinggi, di bawah kanker payudara.<br />
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17029583038529598953noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7560859099944634834.post-63425951173784573832013-12-09T03:16:00.000-08:002016-07-10T23:49:32.911-07:00Merokok setelah diagnosis kanker tingkatkan resiko kematian<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgFFnFOGnn66ToemdWk2BzyOEwMMo3K4ekTcocT0rWIGQCUoMpYuF8Ua0OAvzz1JT30jDyA4HE6Ge_sZKjscazdwTfNx2CqgHnqldgRvovD5vQswFttaMbdhvOSeSi-PKhvJy9lGH3EpvP/s1600/Merokok+setelah+diagnosis+kanker+tingkatkan+resiko+kematian.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Merokok setelah diagnosis kanker tingkatkan resiko kematian" border="0" height="215" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgFFnFOGnn66ToemdWk2BzyOEwMMo3K4ekTcocT0rWIGQCUoMpYuF8Ua0OAvzz1JT30jDyA4HE6Ge_sZKjscazdwTfNx2CqgHnqldgRvovD5vQswFttaMbdhvOSeSi-PKhvJy9lGH3EpvP/s320/Merokok+setelah+diagnosis+kanker+tingkatkan+resiko+kematian.jpg" title="Merokok setelah diagnosis kanker tingkatkan resiko kematian" width="320" /></a></div>
Orang yang terus merokok setelah didiagnosis menderita kanker memiliki resiko kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang berhenti merokok, kata beberapa peneliti Amerika Serikat.<br />
<br />
Penelitian baru tersebut, yang disiarkan di <i>Cancer Epidemiology, Biomarkers & Prevention</i>, jurnal <i>American Association for Cancer Research</i>, memperlihatkan tidak terlalu terlambat untuk berhenti merokok setelah diagnosis kanker, kata para peneliti itu.<br />
<br />
Mereka menggunakan data dari satu studi yang menyelidiki hubungan antara gaya hidup khas dan resiko kanker di kalangan orang yang berusia menengan atau lebih tua di Shanghai, China.<br />
<br />
Antara 1986 dan 1989, lebih dari 18.000 orang yang berusia 45 sampai 64 tahun didaftarkan di dalam studi itu.<br />
<br />
Mereka menetapkan lebih dari 1.600 peserta telah terserang kanker sampai 2010. Di antara peserta itu, 340 orang bukan perokok, 545 berhenti merokok sebelum diagnosis kanker mereka, dan 747 adalah perokok saat diagnosis.<br />
<br />
Dari 474 perokok saat diagnosis, 214 orang berhenti merokok setelah diagnosis, 197 terus merokok, dan sisa 336 orang kadang-kala tidak merokok, kata Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu pagi.<br />
<br />
Dibandingkan orang yang tidak merokok setelah diagnosis kanker, mereka yang merokok setelah diagnosis memiliki 59 persen peningkatan resiko kematian akibat semua sebab, setelah penyesuaian berbagai faktor dilakukan, termasuk usia, lokasi kanker, dan jenis pengobatan, kata para peneliti itu.<br />
<br />
Ketika dibatasi pada orang yang merokok saat diagnosis, mereka yang terus merokok setelah diagnosis memiliki 76 persen peningkatan resiko kematian akibat semua sebab dibandingkan dengan mereka yang berhenti merokok setelah diagnosis, kata para peneliti tersebut.<br />
<br />
Ketika pasien kanker yang terus merokok setelah diagnosis dibandingkan dengan pasien kanker yang berhenti merokok setelah diagnosis, resiko kematian beragam karena lokasi berbeda organ kanker.<br />
<div>
Resiko kematian naik sampai 2,95 kali lipat bagi pasien kanker kandungkemih yang terus merokok, 2,36 kali bagi pasien kanker paru-paru yang terus merokok, dan 2,31 kali bagi pasien kanker usus besar.</div>
<br />
<div>
</div>
<br />
<div>
Sumber: <a href="http://www.antaranews.com/" target="_blank">Antara</a></div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17029583038529598953noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7560859099944634834.post-27262296326826956362013-11-29T06:42:00.000-08:002016-07-10T23:30:06.017-07:00Hindari minuman manis untuk perkecil risiko kanker selaput rahimTakut gemuk mungkin sering dijadikan alasan wanita untuk tidak banyak-banyak minum soda dan minuman manis lainnya. Namun ternyata tidak hanya itu, sebuah studi baru mengungkap menghindari minuman tersebut juga dapat memperkecil risiko kanker endometrium atau selaput rahim di kemudian hari.<br/><br/>Studi tersebut menemukan, wanita berusia lanjut yang minum banyak soda dan minuman manis lainnya saat muda cenderung memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami kanker endometrium. Kanker yang dimaksud juga termasuk tumor di uterus yang menurut National Cancer Institute, sering terjadi pada wanita di usia 60 atau 70.<br/><br/>Dalam studi baru, para peneliti menganalisa data pada lebih dari 23.000 wanita menopause di Iowa yang diikuti dari tahun 1986 hingga 2010. Mereka menemukan, peserta yang minum minuman manis dalam jumlah paling banyak memiliki risiko 78 persen lebih tinggi untuk mengalami tumor.<br/><br/>Studi yang dipublikasi dalam jurnal Cancer Epidemiology, Biomarker, & Prevention tersebut menyimpulkan, semakin banyak wanita minum minuman manis, semakin tinggi juga risiko mengalami penyakit tersebut.<br/><br/>Maki Inoue-Choi, peneliti studi dari University of Minnesota School of Public Health mengaku tidak terkejut dengan hasil temuan studi ini. Menurutnya, sudah banyak studi sebelumnya yang menemukan hubungan antara konsumsi minuman manis dengan kegemukan yang merupakan faktor risiko kanker.<br/><br/>"Wanita obesitas cenderung memiliki kadar estrogen dan insulin yang lebih tinggi di tubuhnya dibandingkan mereka yang berat badannya normal. Peningkatan kadar estrogen dan insulin merupakan faktor risiko dari kanker endometrium," jelas Inoue-Choi.<br/><br/>Richard Adamson dari American Beverage Association menegaskan, studi ini tidak menunjukkan hubungan sebab-akibat, meskipun ada kecenderungan peningkatan risiko kanker endometrium dari konsumsi minuman manis yang berlebihan.<br/><br/>"Peserta penelitian konsumsi minuman manis 1,7 hingga 60,5 porsi per minggu. Itu adalah rentang yang sangat luas," ujarnya.<br/><br/>Adamson pun menuturkan, selama tidak diminum berlebihan, minuman manis tidak akan menyebabkan kegemukan yang juga meningkatkan risiko penyakit lainnya seperti diabetes atau kardiovaskular.<br/><br/>Sumber: <a href="http://health.kompas.com/" target="_blank">Kompas Health</a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17029583038529598953noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7560859099944634834.post-54418395558540454102013-11-14T05:16:00.000-08:002016-07-10T23:30:05.987-07:00Penderita kanker prostat wajib konsumsi lemak nabatiPria<strong> </strong>yang mengidap kanker prostat secara signifikan dapat meningkatkan peluang kelangsungan hidup mereka. Caranya dengan menambahkan lemak nabati yang sehat ke dalam diet yang mereka jalani.<br/><br/>Dengan mengganti lemak hewani ke lemak nabati yang sehat, seperti minyak zaitun, kanola, kacang-kacangan, biji-bijian dan alpukat, pria yang memiliki kanker prostat diyakini dapat mengurangi insulin dan peradangan.<br/><br/>"Konsumsi minyak sehat dan kacang, mampu meningkatkan antioksidan plasma dan mengurangi insulin dan peradangan, yang dapat mencegah perkembangan kanker prostat," kata pemimpin penulis dari University of California, San Francisco , Erin Richman, seperti dilansir laman Lifestyle.Iafrica.<br/><br/>Studi ini mengkaji asupan lemak jenuh, lemak tak jenuh tunggal, lemak tak jenuh ganda serta lemak dari hewani dan nabati.<br/><br/>Data berasal dari Health Professionals Follow-up yang dimulai pada tahun 1986. Penelitian asupan lemak melibatkan 4,577 pria yang telah didiagnosis dengan kanker prostat non-metastatik antara tahun 1986 dan 2010. Selama jangka waktu penelitian, 1.064 orang meninggal, terutama akibat penyakit kardiovaskuler (31 persen), kanker prostat (21 persen) dan kanker lainnya (hampir 21 persen).<br/><br/>Para peneliti kemudian menemukan hal yang mencolok, pria yang mengganti 10 persen dari total kalori harian mereka, dari karbohidrat dengan lemak nabati yang sehat, memiliki resiko lebih kecil terkena kanker prostat sebesar 29 persen dan memiliki resiko kematian lebih rendah sebesar 26 persen.<br/><br/>"Secara keseluruhan, temuan kami mendukung pria yang memiliki kanker prostat untuk mengikuti diet jantung sehat, di mana kalori karbohidrat diganti dengan minyak tak jenuh dan kacang-kacangan untuk mengurangi semua resiko penyebab kematian," pungkasnya<br/><br/>Sumber: <a href="http://www.jpnn.com/" target="_blank">jpnn</a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17029583038529598953noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7560859099944634834.post-70255788287839205772013-11-12T08:47:00.000-08:002016-07-10T23:30:05.977-07:00Ditemukan, Molekul yang Indikasikan Penyebaran Kanker Payudara<div><br/><br/>Tim periset QIMR Berghofer mengatakan, molekul itu hilang pada sebagian besar kanker yang agresif, memberi para dokter satu lagi alat diagnostik yang berharga.<br/><br/>Tim periset QIMR Berghofer mengatakan, molekul itu hilang pada sebagian besar kanker yang agresif, memberi para dokter satu lagi alat diagnostik yang berharga.<br/><br/>Kanker payudara adalah kanker yang paling umum pada wanita, yang kemungkinan kesembuhannya tergantung pada kapan kanker itu didiagnosa dan seberapa cepat kanker itu menyebar ke organ-organ tubuh lainnya.<br/><br/>Jurubicara QIMR Berghofer, Dr Nicole Cloonan, mengatakan, temuan ini akan membantu memberi prognosis yang lebih jelas bagi para pasien kanker payudara.<br/><br/>Ia juga mengatakan, mudah-mudahan ini akan membuka jalan bagi perawatan lebih baik untuk kanker agresif lainnya seperti kanker hati, perut, kulit dan otak.<br/><br/>"Itu adalah suatu fragmen kecil dari gen," katanya.<br/><br/>Fragmen yang ditemukan itu beroperasi sebagai suatu rem darurat seluler dan memastikan sel-sel dapat melakukan reproduksi dan memastikan semuanya tetap terkendali.<br/><br/>"Tapi ketika fragmen itu tidak ada lagi, maka sel mulai menjadi tak terkendali dan muncullah kanker yang agresif."<br/><br/>Dr Cloonan mengatakan, ini sangat penting untuk mengalahkan kanker payudara.<br/><br/>"Pada kebanyakan kanker payudara, kita tahu wanita itu tidak meninggal karena kanker yang utama," katanya.<br/><br/>"Tapi ketika kanker itu menyebar ke bagian tubuh lainnya, akibatnya sangat buruk."<br/><br/>Dikatakan, setelah mengidentifikasi gen ini, para ilmuwan mudah-mudahan dapat mengidentifikasi dengan lebih baik kanker-kanker yang mungkin akan menyebar dengan cepat.<br/><br/>Dr Cloonan mengatakan, ini berarti, pasien juga tidak membutuhkan terlalu banyak perawatan, jika kanker mereka tidak begitu agresif.<br/><br/>Riset itu telah diterbitkan di <a title="" href="http://rnajournal.cshlp.org/content/early/2013/10/24/rna.042143.113.full.pdf+html" target="_blank">RNA, The Journal website</a>.<br/><br/></div><br/><div> Sumber: <a href="http://www.radioaustralia.net.au/" target="_blank">Radio Australia</a></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17029583038529598953noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7560859099944634834.post-1718815070273519922013-10-28T08:27:00.000-07:002016-07-10T23:30:05.952-07:00Mitos dan fakta tentang kanker payudaraAda sejumlah mitos tentang kanker payudara yang berkembang di kalangan masyarakat, tapi bagaimana fakta yang sebenarnya?<br/><br/>Ahli ilmu penyakit dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Ronald A Hukom, menepis mitos-motos itu dan menyampaikan fakta dalam acara Mom2MomTalk dengan tema dukungan bagi pengidap kanker payudara yang digelar Philips Healthcare Indonesia di Jakarta Selasa.<br/><br/>Berikut beberapa mitos dan fakta mengenai kanker payudara:<br/><br/>1. Pemakaian deodoran dapat menyebabkan kanker payudara.<br/><br/>"Banyak masyarakat yang menganggap bahwa penggunaan deodoran dapat memicu terjadinya kanker payudara, tapi sampai saat ini tidak ada laporan atau bukti yang kuat mengenai mitos ini," kata Ronald.<br/><br/>2. Mengkonsumsi makanan yang dibakar.<br/><br/>Dokter yang juga bekerja di rumah sakit Kanker Dharmais Jakarta ini menyatakan, memakan makanan yang dibakar seperti sate dan ikan bakar memang dapat menyebabkan terjadinya kanker, namun ia menegaskan bukan kanker payudara, tapi kanker rongga mulut, tenggorokan, dan lambung.<br/><br/>3. Wanita yang tidak melakukan aktivitas seksual berisiko terkena kanker payudara.<br/><br/>"Tidak benar, yang jelas yang bisa saya katakan adalah wanita yang tidak memiliki anak dan wanita yang memiliki bayi pada saat berusia lebih dari 30, adalah kelompok wanita yang berisiko terkena kanker payudara," kata Ronald.<br/><br/>4. Menggunakan bra saat tidur.<br/><br/>Ia menyatakan, sama halnya dengan penggunaan deodoran, mitos ini tidak memiliki bukti yang kuat.<br/><br/>5. Ukuran payudara mempengaruhi resiko kanker payudara.<br/><br/>"Beberapa masyarakat menganggap bahwa ukuran payudara yang besar beresiko lebih besar daripada payudara kecil, namun tidak ada penelitian atau laporan yang valid mengenai kebenaran mitos ini," katanya.<br/><br/>6. Menyimpan ponsel di kantung baju.<br/><br/>Ronald menyatakan bahwa menyimpan ponsel di kantung baju memang dapat menyebabkan kanker payudara, namun itu berasal dari ponsel jenis lama karena mempunyai radiasi yang tinggi, bukan ponsel pintar zaman sekarang.<br/><br/>Sumber: <a href="http://www.antaranews.com/" target="_blank">Antara</a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17029583038529598953noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7560859099944634834.post-30582749746503624152013-10-26T05:33:00.000-07:002016-07-10T23:30:05.943-07:00Radiasi, penyebab anak-anak rentan terkena kankerBayi dan anak-anak memiliki bahaya lebih besar mengidap kanker ketimbang orang dewasa akibat radiasi, semisal dalam peristiwa nuklir, kata laporan ilmiah Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Jumat.<br/><br/>Anak-anak ternyata lebih peka daripada orang dewasa untuk mengidap 25 persen dari jenis tumor, termasuk leukemia serta kanker tiroid, otak dan payudara, kata laporan itu.<br/><br/>"Ancaman itu secara berarti lebih tinggi, tergantung pada keadaannya," kata Komite Ilmiah PBB untuk Dampak Radiasi Atom (UNSCEAR) dalam pernyataan.<br/><br/>UNSCEAR mengatakan mulai menyusun laporan itu pada 2011, tahun saat terjadi kejadian nuklir Fukushima di Jepang, meskipun bencana terburuk sejak 25 tahun tersebut tidak disebutkan dalam laporan itu. Komite pada Mei mengatakan bahwa angka penderita kanker diperkirakan tidak akan meningkat setelah tragedi Fukushima.<br/><br/>Studi terhadap insiden Chernobyl pada 1986 di Ukraina menunjukkan keterkaitan kanker tiroid dengan radioaktif iodine. Tiroid merupakan organ paling parah terpapar karena radioaktif terkumpul di organ tersebut. Anak-anak terutama paling rawan terimbas.<br/><br/>Laporan yang diajukan kepada Majelis Umum PBB pada Jumat itu mengatakan anak-anak dan dewasa harus dipertimbangkan secara terpisah untuk bisa memperkirakan risiko secara lebih akurat.<br/><br/>"Karena perbedaan anatomi dan fisiologi mereka, paparan radiasi mempunyai imbas yang berbeda pada anak-anak dibandingkan dengan dewasa," kata Fred Mettler, ketua tim pakar UNSCEAR.<br/><div></div><br/><div>"Tidak direkomendasikan untuk menggunakan generalisasi yang sama dengan orang dewasa, ketika mempertimbangkan risiko dan efek radiasi saat kanak-kanak," imbuh dia.Anak-anak umumnya disamakan dengan dewasa dalam riset-riset epidemiologi, kata komite tersebut.<br/><br/>UNSCEAR mengatakan, telah mengkaji 23 tipe kanker, beberapa diantaranya "sangat relevan untuk mengevaluasi konsekuensi radiologi" dari tragedi nuklir dan beberapa prosedur medis.<br/><br/>Pada sekitar 15 persen tipe kanker seperti kanker kolon, anak-anak memiliki sensitifitas yang sama dengan dewasa, dan pada 10 persen tipe kanker seperti tipe yang menyerang paru-paru, anak-anak kurang sensitif dibandingkan dewasa, kata laporan itu.<br/><br/>"Data ini terlalu lemah untuk mengambil kesimpulan terhadap 20 persen tipe kanker," kata UNSCEAR. "Ada kaitan lemah ataupun tidak nyata antara paparan dan risiko pada setiap tingkatan usia untuk 30 persen tipe kanker."<br/><br/></div><br/><div></div><br/><div>Sumber: <a href="http://www.antaranews.com/" target="_blank">Antara</a></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17029583038529598953noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7560859099944634834.post-49763758102385133302013-10-25T08:03:00.000-07:002016-07-10T23:30:05.933-07:00Deteksi kanker melalui tes darahPara ilmuwan di Inggris mengatakan mereka selangkah lebih dekat untuk mengembangkan tes darah guna mengidentifikasi apakah seorang perempuan kemungkinan akan mengidap kanker payudara dalam hidupnya di kemudian hari.<br/><br/>Para peniliti di Imperial College London mengidentifikasi kaitan kuat antara kanker dan perubahan molekuler pada gen sel darah putih.<br/><br/>Dr James Flanagan, salah satu peneliti, mengatakan penemuan tersebut sangat penting dan diperlukan pengembangan lebih lanjut.<br/><br/>"Apa yang kami cari, apa yang telah kami temukan adalah satu gen. Kami ingin menemukan di seluruh genom berapa banyak yang bisa mempengaruhi risiko dan merangkum semua informasi ini secara keseluruhan," kata Dr James Flanagan.<br/><br/>Menurutnya, informasi tersebut akan disusun dalam bentuk model komputer sehingga bisa diteruskan kepada pasien apakah ia menghadapi risiko rendah atau tinggi.<br/><br/><strong>Gaya hidup</strong><br/><br/>Perempuan yang menunjukkan perubahan gen paling tinggi tercatat dua kali lipat kemungkinan mengalami kanker.<br/><br/>Para ilmuwan menganalisa sampel darah sebanyak 1.380 perempuan dari berbagai kelompok umur. Sebanyak 640 di antara mereka mengalami kanker payudara.<br/><br/>Menurut mereka, dengan mengidentifikasi perempuan yang berisiko pada tahap dini bisa membantu mereka mengubah gaya hidup guna mencegah penyakit atau meningkatkan peluang mengalahkan penyakit itu.<br/><br/>Mereka mengatakan pemeriksaan darah sederhana ini bisa tersedia dalam waktu lima hingga 10 tahun mendatang.<br/><br/>Sumber: <a href="http://www.bbc.co.uk/indonesia" target="_blank">BBC Indonesia</a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17029583038529598953noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7560859099944634834.post-49149129265218018392013-10-19T04:09:00.000-07:002016-07-10T23:30:05.924-07:00Cegah kanker payudara dengan rutin berjalan kakiBerjalan kaki satu jam sehari sepanjang pekan dapat menurunkan risiko kanker payudara secara signifikan bagi perempuan pasca menopause.<br/><br/>Laporan ini datang dari Komunitas Kanker Amerika yang meneliti 73.000 perempuan selama 17 tahun. Mereka mengatakan ini merupakan riset pertama yang secara spesifik mengkaitkan jalan kaki dengan penurunan risiko kanker.<br/><br/>Sementara itu, pakar di Inggris mengatakan temuan ini memperkuat dugaan bahwa gaya hidup mempengaruhi risiko kanker.<br/><br/>Sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh lembaga amal Ramblers menemukan bahwa seperempat orang berusia lanjut hanya berjalan kaki sekitar satu jam sepekan.<br/><br/>Padahal menjadi aktif merupakan salah satu cara untuk mengurangi risiko kanker.<br/><br/><strong>Aktivitas rekreasi</strong><br/><br/>Riset yang dipublikasikan dalam jurnal Cancer Epidemiology, Biomarkers & Prevention ini mengamati perkembangan penyakit kanker pada 73.000 perempuan berusia lanjut.<br/><br/>Mereka diminta untuk mengisi kuisioner tentang kesehatan mereka dan seberapa banyak mereka melakukan aktivitas seperti berjalan, berenang, dan aerobik. Mereka juga ditanya seberapa lama mereka menghabiskan waktu untuk duduk, menonton televisi atau membaca.<br/><br/>Mereka mengisi kuisioner yang sama dalam interval dua tahun pada periode 1997 dan 2009.<br/><br/>Dari seluruh perempuan yang diteliti, 47% dari mereka mengatakan kegiatan rekreasional mereka hanyalah berjalan kaki.<br/><br/>Mereka yang berjakan kaki setidaknya tujuh jam sepekan memiliki risiko 14% lebih rendah dibandingkan dengan perempuan yang berjalan kaki di bawah tiga jam sepekan.<br/><br/>Dr Alpa Patel, ahli epidemiologi di Komunitas Kanker Amerika di Atlanta Georgia, AS, yang memimpin penelitian, mengatakan: "Mempromosikan berjalan kaki sebagai kegiatan waktu luang yang sehat bisa menjadi strategi yang efektif untuk meningkatkan aktivitas fisik perempuan pasca-menopause.<br/><br/>"Kami sangat senang menemukan bahwa tanpa kegiatan rekreasi lainnya, berjalan satu jam per hari bisa berperan dalam mengurangi risiko kanker payudara.<br/><br/>"Aktivitas yang lebih berat dan lebih lama tentu bisa terus menurunkan risiko."<br/><br/>Kepala eksekutif Kampanye Kanker Payudara di Inggris, Baroness Delyth Morgan, mengatakan: "Riset ini menambah bukti baru bahwa pilihan gaya hidup dapat berperan dalam menurunkan risiko kanker, bahkan perubahan kecil dalam keseharian dapat membuat perbedaan.<br/><br/>"Kita tahu bahwa senjata terampuh untuk mengatasi kanker payudara adalah dengan mencegahnya."<br/><br/>Sumber: <a href="http://www.bbc.co.uk/indonesia" target="_blank">BBC Indonesia</a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17029583038529598953noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7560859099944634834.post-17030990206589319502013-10-18T05:03:00.000-07:002016-07-10T23:30:05.914-07:00Ternyata mudah menghindari penyakit kankerRisiko kanker ternyata dapat dihindari dengan cara yang tidak sulit. Penyuluh kanker Yayasan Peduli Kanker Indonesia D.Nurcahyo dalam suatu penyuluhan kanker pekan ini di Jakarta menuturkan bahwa terdapat cara mudah menghindari kanker.<br/><br/>Pertama<i>,</i> <b>perbanyak konsumsi antioksidan</b>. Bahan makanan yang banyak mengandung anti oksidan ialah sayuran seperti brokoli, sawi hijau, pare, tomat, wortel, seledri, daun pepaya dan kacang-kacangan.<br/><br/>Sementara untuk buah-buahan ialah, pepaya, apel, anggur, pir, melon, semangka dan jambu biji merah. Kemudian untuk lauk pauk, anti oksidan dapat ditemukan di tempe dan ikan laut.<br/><br/>Kedua, <b>perbanyak minum air putih</b>. Nurcahyo menyarankan konsumsi air putih sekitar 10-12 gelas/ hari. Ia menambahkan waktu yang tepat untuk mengonsumsi air putih yakni saat bangun tidur, sebelum dan sesudah makan dan menjelang tidur.<br/><br/>Ketiga, <b>olahraga teratur.</b><br/><br/>Keempat, <b>jika perlu lakukan imunoterapi</b>. Cara ini menurut Nurcahyo merupakan satu upaya menangkal sel-sel kanker dengan cara meningkatkan reaksi kekebalan tubuh.<br/><br/>Kanker merupakan tumor yang sudah berubah menjadi ganas.<br/><br/>Secara umum, penderita kanker akan mengalami sejumlah keluhan yakni: buang air besar tidak tuntas dan tak teratur, feses (tinja) berwarna hitam kemerah-merahan, sesak nafas walaupun tidak menderita asma dan berat badan turun drastis tanpa diet.<br/><br/>Sumber: <a href="http://www.antaranews.com/" target="_blank">Antara</a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17029583038529598953noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7560859099944634834.post-38386457563565874222013-10-16T06:58:00.000-07:002016-07-10T23:30:05.905-07:00Darah dalam urin, jadi pertanda kankerJika Anda melihat darah di urin, bahkan jika hanya sekali, hal itu bisa menjadi pertanda kanker, seperti yang diperingatkan kampanye kesehatan publik.<br/><br/>Kanker ginjal yang terdiagnosa meningkat hingga sepertiganya dalam 10 tahun terakhir di Inggris. Angka kematian juga bertambah hingga 7% menjadi 3.500 orang di Inggris pada 2011.<br/><br/>Kesehatan Masyarakat Inggris (PHE) mengatakan peningkatan ini terkait dengan gaya hidup yang tidak sehat.<br/><br/>Merokok dan obesitas misalnya meningkatkan risiko kanker ginjal, tapi diagnosa awal bisa menurunkan tingkat kematian.Ketika kanker ginjal terdiagnosa di tahap awal, peluang penderita untuk bertahan hidup hingga satu tahun mendatang mencapai 97% dan 32% pada tahap akhir.<br/><br/>Tetapi ketika diminta untuk menyebut jenis kanker dan gejalanya, hanya sepertiga pasien yang menyebutkan adanya pendarahan, menurut PHE. Prof Kevin Fenton, direktur kesehatan PHE, mengatakan, "Pesan kami jelas, begitu anda melihat darah di urine, segera temui dokter. Mungkin itu bukan hal yang serius, tapi mungkin juga merupakan indikasi sesuatu yang harus diobati, jadi jangan anggap sepele gejala itu atau menunda pergi ke dokter."<br/><br/>Sumber: <a href="http://www.bbc.co.uk/" target="_blank">BBC Indonesia</a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17029583038529598953noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7560859099944634834.post-47074799717917677382013-10-10T07:49:00.000-07:002016-07-10T23:30:05.895-07:00Stop rokok! hentikan risiko kanker paru-paruBerhenti dari kebiasaan merokok merupakan pilihan terbaik untuk kesehatan tubuh Anda, efek jangka pendek maupun jangka panjang dapat dirasakan oleh tubuh, berikut pengaruh menghentikan kebiasaan merokok seperti yang dilansir dari Karinya.com :<br/><br/><strong>Setelah 20 Menit</strong><br/>Tekanan darah, detak jantung, serta suhu telapak tangan dan kaki akan menjadi normal.<br/><br/><strong>Setelah Delapan Jam</strong><br/>Kadar oksigen dan karbondioksida dalam darah akan kembali normal.<br/><br/><strong>Setelah Satu Hari</strong><br/>Kemungkinan terkena serangan jantung akan menurun.<br/><br/><strong>Setelah Dua Hari</strong><br/>Indra penciuman dan perasa akan semakin meningkat fungsinya. Ujung-ujung saraf akan kembali bertumbuh.<br/><br/><strong>Setelah Dua Pekan – Tiga Bulan</strong><br/>Sirkulasi pernapasan akan semakin baik. Bernapas semakin mudah, sehingga berjalan kaki jarak jauh akan terasa ringan.<br/><br/><strong>Setelah Satu – Sembilan Bulan</strong><br/>Batuk-batuk, radang sinus, napas pendek, dan rasa lelah akan jauh berkurang. Energi akan bertambah banyak.<br/><br/><strong>Setelah Satu Tahun</strong><br/>Risiko terkena penyakit jantung akan sangat berkurang dibandingkan dengan setahun lalu.<br/><br/><strong>Setelah Lima Tahun</strong><br/>Risiko terkena kanker paru-paru, mulut, tenggorokan, dan usus akan berkurang setengah dibandingkan dengan mereka yang merokok satu bungkus per hari.<br/><br/><strong>Setelah 10 Tahun</strong><br/>Risiko meninggal karena kanker paru-paru akan sama dengan mereka yang tidak merokok. Sel-sel prakanker telah menghilang.<br/><br/><strong>Setelah 15 Tahun</strong><br/>Sama sekali tidak ada risiko terkena penyakit jantung! Seakan tidak pernah merokok.<br/><br/>Sumber: <a href="http://health.liputan6.com/" target="_blank">Health Liputan6</a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17029583038529598953noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7560859099944634834.post-19403947126116949152013-09-16T04:18:00.000-07:002016-07-10T23:30:05.885-07:00Pendam emosi tingkatkan 70% risiko kankerMemendam emosi memang bukan hal yang baik. Selain berimbas negatif untuk kesehatan mental, memendam emosi ternyata juga bisa berbahaya untuk kesehatan fisik. Peneliti mengungkap bahwa orang yang sering memendam emosi dalam waktu yang lama berisiko mati muda tiga kali lipat lebih tinggi.<br/><br/>Penelitian di Harvard School of Public Health menunjukkan bahwa risiko kematian prematur meningkat 35 persen pada orang yang sering memendam emosi dan perasaannya. Hal ini berbeda dengan orang yang lebih sering mengungkap kekecewaan atau menyalurkan emosi dengan cara lain, tak hanya memendamnya.<br/><br/>Selain itu, penelitian juga menunjukkan bahwa orang yang sering memendam emosi memiliki risiko terkena penyakit jantung 47 persen lebih tinggi dan terkena kanker 70 persen lebih tinggi. Penemuan ini membuat peneliti menampik anggapan bahwa memendam emosi dan tak mengungkapkannya hanya berdampak kecil.<br/><br/>Hasil tersebut didapatkan peneliti setelah mengamati 796 pria dan wanita dengan rata-rata usia 44 tahun. Salah satu bagian survei menunjukkan sesering apa partisipan menahan emosi mereka. Survei ini diulangi 12 tahun kemudian, dan diketahui 111 partisipan telah meninggal akibat penyakit jantung dan kanker, seperti dilansir oleh Daily Mail.<br/><br/>Meski begitu, belum jelas bagaimana menahan emosi bisa berkaitan dengan kematian dan peningkatan risiko kanker serta penyakit jantung. Salah satu teori yang dikemukakan peneliti adalah karena menahan emosi dan perasaan negatif bisa mengganggu keseimbangan hormon pada tubuh yang berimbas pada kerusakan sel dan kanker.<br/><br/>Selain itu, peneliti juga menjelaskan bahwa kebiasaan buruk seperti merokok dan minum alkohol bisa jadi dilakukan oleh orang yang memendam emosi mereka ketika tak menemukan cara lain untuk menyalurkannya. Penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk memperjelas kaitan antara memendam emosi dengan tingginya risiko kematian dan kanker.<br/><br/>Sumber: <a href="http://www.merdeka.com/" target="_blank">Merdeka</a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17029583038529598953noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7560859099944634834.post-50961442083189298532013-09-14T04:09:00.000-07:002016-07-10T23:30:05.874-07:00Wanita hamil rutin olahraga untuk cegah kanker rahimOlahraga merupakan aktivitas penting yang wajib dilakukan oleh setiap orang, tubuh kita akan 'rentan' terhadap penyakit jika kita tak menjalani kebiasaan sehat ini. Baik dilakukan oleh anak-anak hingga lansia, bahkan untuk ibu hamil karena hal tersebut dapat mencegah risiko kanker rahim.<br/><br/>Cukup olahraga 38 menit setiap hari. Menurut penelitian World Cancer Research Fund's Continuous Update Project di Inggris, kebiasaan sehat ini membantu mencegah 44 % kasus kanker baru.<br/><br/>Bukti kuat menunjukan 3.700 penyakit kanker rahim bisa dicegah. Kanker rahim sebagian besar menyerang wanita yang berusia 60 tahun ke atas. Biasanya sel kanker menyerang endometrium yaitu lapisan rahim.<br/><br/>"Kanker endometrium salah satu kanker paling umum di kalangan wanita tetapi sebagian besar kasus dapat dicegah dengan mempertahankan berat badan serta tetap aktif secara fisik," ujar dr. Elisa Bandera, <em>associate professor of epidemiology</em> di Rutgers Cancer Institute.<br/><br/>Para ilmuwan percaya ada beberapa hubungan antara lemak tubuh dan sel kanker. Seperti sel-sel lemak melepaskan hormon yang dapat meningkatkan risiko beberapa jenis kanker.<br/><br/>Aktivitas fisik yang teratur dapat membantu untuk menjaga kadar hormon tetap sehat. Serta memperkuat sistem kekebalan tubuh dan menjaga sistem pencernaan tetap dalam kondisi baik.<br/><br/>Sumber: <a href="http://www.beritasatu.com/" target="_blank">beritasatu</a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17029583038529598953noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7560859099944634834.post-28798634232964444022013-09-11T08:30:00.000-07:002016-07-10T23:30:05.864-07:00Hati-hati diet ini berbahaya bagi kanker payudaraJika Anda sedang berdiet ada baiknya Anda selalu cek keadaan payudara Anda. Makanan yang kaya akan esterogen memang dapat membantu perbesar payudara, namun ada baiknya Anda tetap berhati-hati.<br/><br/>Sebuah teori ilmiah menjelaskan, makanan yang tinggi estrogen akan meningkatkan kadar estrogen di tubuh dan meningkatkan ukuran payudara dengan cara yang cenderung sama yang dilakukan dengan pil KB.<br/><br/>Namun, jika teori itu benar, ada beberapa faktor lain yang perlu diperhatikan seperti dikutip<em> Lifehack</em>, Rabu (11/9/2013):<br/><br/>1. Faktor keturunan, massa tubuh, usia dan faktor lain yang berperan besar dalam menentukan ukuran payudara dibanding tingkat estrogen. Sehingga, jika diet spesial bisa meningkatkan ukuran payudara Anda, mungkin tak terlalu drastis perubahannya.<br/><br/>2. Tidak semua wanita menemukan payudaranya bertambah besar dengan meningkatkan estrogen. Ini terbukti ketika banyak perempuan tak melihat payudaranya lebih besar saat minum pil KB.<br/><br/>3. Meningkatnya kadar estrogen dikaitkan dengan risiko tinggi terkena kanker payudara. Jadi hati-hati ketika memulai diet untuk memperbesar ukuran payudara Anda dan selalu melakukan tes pada payudara Anda setiap bulan.<br/><br/>Sumber: <a href="http://health.liputan6.com/" target="_blank">Health Liputan 6</a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17029583038529598953noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7560859099944634834.post-91952957218173322082013-09-10T05:36:00.000-07:002016-07-10T23:30:05.855-07:00Nonaktifkan protein tunggal dapat lumpuhkan sel kankerPara ilmuwan University of California Berkeley berhasil melumpuhkan sel-sel kanker yang agresif dengan menonaktifkan protein tunggal yang disebut ether lipid, atau bagian dari sebuah keluarga molekul-molekul lemak yang termasuk kolesterol.<br/><br/>Mereka berharap dapat mengembangkan obat-obatan yang dapat digunakan bersamaan dengan kemoterapi untuk mengobati beberapa jenis kanker ganas.<br/><br/>Jumlah ether lipid melonjak dalam sel-sel kanker yang agresif, dan dengan melumpuhkan enzim yang bertanggung jawab memproduksi mereka, para peneliti telah dapat melumpuhkan pula sel-sel kanker ganas.<br/><br/>Ether lipid ini biasanya ditemukan di membran-membran sel. Jadi wajar jika jumlahnya banyak dalam tumor-tumor agresif, karena tumor memerlukan makanan dari molekul lemak untuk berkembang biak dan tumbuh pesat.<br/><br/>Para peneliti di University of California Berkeley, dipimpin oleh Daniel Nomura, mengubah sel-sel kulit menjadi sel-sel tumor agresif dan kemudian melumpuhkan sebuah enzim yang disebut AGPS, yang penting dalam pembentukan ether lipid. Mereka juga menyuntikkan tikus dengan sel-sel kulit yang mengandung kanker dan sel-sel kanker payudara agresif, dan binatang pengerat itu dengan cepat memiliki tumor-tumor.<br/><br/>Namun melumpuhkan AGPS, menurut Nomura, menghambat kemampuan sel-sel kanker untuk tumbuh dan menyebar.<br/><br/>"Mereka masih bisa tumbuh paling tidak di dalam kultur. Namun setidaknya pada model tumor pada tikus, kami berhasil menghentikan pertumbuhan sama sekali," ujarnya.<br/><br/>Nomura mengatakan para peneliti kanker telah mengetahu sejak awal 1950an bahwa ether lipid memainkan peranan dalam pertumbuhan kanker. Namun ini untuk pertama kalinya para ilmuwan memperlihatkan bagaimana molekul lemak memfasilitasi perkembangbiakan kanker. Ia mengatakan bahwa ether lipid juga ada dalam tingkat rendah pada tumor jinak, dan Nomura berharap penghambatan AGPS dapat mencegah tumor-tumor itu menjadi ganas.<br/><br/>Para peneliti sekarang mencoba mengembangkan obat untuk menyasar AGPS, meningkatkan peluang kemoterapi dalam menyembuhkan banyak kanker yang sulit disembuhkan.<br/><br/>"Tentu saja saya tidak berpikir inhibitor AGPS merupakan obat untuk setiap kanker. Namun barangkali bisa digabungkan dengan agen-agen kemoterapi lainnya," ujarnya.<br/><br/>Sumber: <a href="http://www.voaindonesia.com/" target="_blank">VOA Indonesia</a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17029583038529598953noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7560859099944634834.post-86116032580749821102013-09-05T04:46:00.000-07:002016-07-10T23:30:05.836-07:00Deteksi kanker ovariumSetelah kanker payudara, kanker ovarium merupakan 'bencana' bagi setiap wanita yang mengidapnya. Namun, 'bencana' bisa diatasi apabila kita telah mendeteksi sedini mungkin.<br/><br/>Sebuah cara untuk mendeteksi kanker ovarium di stadium awal memiliki "potensi" untuk dikembangkan lebih lanjut.<br/><br/>Tumor di ovarium sangat sulit di deteksi pada stadium awal, sehingga akan terlambat unruk mengobatinya ketika tumor itu ditemukan.<br/><br/>Sebuah uji coba yang dilakukan oleh peneliti di Amerika Serikat, kepada 4.051 perempuan menunjukan sebuah metode yang bisa membedakan siapa yang membutuhkan pengobatan.<br/><br/>Namun, penelitian lebih besar yang dilakukan di Inggris akan memberikan kesimpulan final saat prosesnya selesai pada 2015 mendatang.<br/><br/>Ada tingkat kesembuhan hingga 90% ketika kanker ovarium berhasil dideteksi dini, dibandingkan dengan kurang dari 30% jika kanker ditemukan di stadium lanjut.<br/><br/>Tak seperti kanker lainnya, gejala kanker ovarium yang umumnya seperti nyeri panggul dan perut atau kembung terus-menerus, sering dianggap sebagai penyakit umum lainnya sehingga tumor tidak terdeteksi.<br/><h2>Percobaan</h2><br/>Peneliti sebelumnya sudah mengetahui bahwa ada protein tertentu dalam darah, yang dikenal sebagai CA125, yang kandungannya lebih tinggi ketika seseorang menderita kanker ovarium.<br/><br/>Namun, hal ini tidak sepenuhnya bisa diandalkan. Tes semacam ini meleset di beberapa pasien, dan malah memberitahu orang lain menderita kanker padahal mereka benar-benar sehat.<br/><br/>Para peneliti sekarang menguji ide untuk menggunakan tes darah untuk memilah pasien dalam kelompok risiko berdasarkan tingkat CA125.<br/><br/>Alih-alih langsung dioperasi, pasien dengan risiko rendah diuji lagi dalam satu tahun, pasien dengan resiko menengah diuji kembali setelah tiga bulan, dan pasien berisiko tinggi diminta melakukan tes ultrasonografi untuk mencari tumor.<br/><br/>Sepuluh wanita dioperasi berdasarkan hasil tes tersebut dan semua kanker yang terdeteksi semuanya ada di stadium awal.<br/><br/>Peneliti Karen Lu mengatakan kepada BBC, "Praktek klinis pasti tidak akan berubah dari penelitian kami, tetapi memberi kita wawasan - sehingga kami tidak mendapatkan hasil positif yang palsu."<br/><br/>Dia mengatakan penelitian kepada 50.000 orang di Inggris akan memberikan kesimpulan yang lebih nyata.<br/><br/>Sarah Blagden, dari pusat penelitian kanker ovarium, mengatakan,"Jika dibandingkan dengan percobaan yang dilakukan di Inggris, ini adalah studi yang relatif kecil, tetapi hal ini menunjukkan bahwa penyaringan yang efektif seperti ini dimungkinkan."<br/><br/>Sumber: <a href="http://www.bbc.co.uk/indonesia" target="_blank">BBC Indonesia</a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17029583038529598953noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7560859099944634834.post-74511339173933478712013-09-04T07:10:00.000-07:002016-07-10T23:30:05.765-07:00Keladi tikus bantu daya tahan penderita kankerUmbi keladi tikus sudah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia sebagai tanaman herbal yang mampu menghambat sel tumor dan kanker. Baru-baru ini juga ada sebuah penelitian secara ilmiah yang menggunakan keladi tikus sebagai bahan riset untuk mengatasi kanker payudara.<br/><br/>Peneliti Unissula, dokter Chodijah menyelesaikan studi S-3 di Universitas Diponegoro, Semarang, menyusun disertasi berjudul ‘’Efek Pemberian Ekstrak Etanol Umbi Keladi Tikus (Typhonium Flagelliforme), terhadap Multi Parameter Sistem Imun, Proliferasi, dan Apoptosis, Adenokarsinoma Mamma Mencit C3H’’.<br/><br/>Dosen kelahiran Pekalongan 1956 itu lulus ujian promosi terbuka dengan mempertahankan disertasi di depan majelis penguji yang dipimpin Direktur Pascasarjana Undip Prof Dr Anies MKes PKK. Penelitiannya mendapat apresiasi tim pakar dan guru besar Fakultas Kedokteran, karena perhatiannya terhadap penyakit yang acap diderita kaum hawa itu.<br/><br/>‘’Riset saya berkonsentrasi pada pasien kanker payudara. Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana caranya menumbuhkan sistem imun pada tubuh penderita kanker payudara supaya tetap sehat,’’ tutur istri dokter Abdullah Baagil ini.<br/><br/>Sistem imun penting untuk mencegah pertumbuhan tumor semakin ganas menyebar ke berbagai organ tubuh. Promovenda menguji pemanfaatan umbi keladi tikus yang dikenal mengandung senyawa aktif yang ampuh menekan pertumbuhan sel tumor.<br/><br/><strong>Daya Tahan</strong><br/><br/>Hambatan pertumbuhan sel ganas diduga efek dari bioaktif flavonoid, alkoloid, hingga linoleic acid di dalam umbi keladi tikus. Chodijah berkonsentrasi pada subjek penelitian tikus mencit.<br/><br/>Pergulatan pemikiran tersebut akhirnya sampai pada kesimpulan, tikus mencit yang diberi ekstrak etanol umbi keladi tikus memiliki daya tahan tubuh bagus.<br/><br/>Ketua Tim Penguji Prof Dr Anies mengakui, untuk bisa diterapkan pada manusia masih diperlukan penelitian lebih lanjut. Sebab, penelitian promovenda sebatas dilakukan untuk hewan percobaan. Kendati demikian, tim pakar tetap memberikan apresiasi terhadap penemuan ini.<br/><br/>Penguji lainnya adalah Prof dokter Edhi Dharmana MSC PhD SpPark (promotor), Prof Dr Hardhono Susanto PAK (K) (co promotor), Prof Dr dokter Sarjadi SpPA(K) (co promotor), Prof Dr dokter Suhartono Taat Putra MS, Dr dokter Taufiqurahman MKes Sp And, Prof Dr dokter Soeharyo Hadisaputro SP PD (KPTI), dan Prof Dr dokter Ign Riwanto SpBD.<br/><br/>Sumber: <a href="http://suaramerdeka.com">Suaramerdeka</a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17029583038529598953noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7560859099944634834.post-51159064612621136502013-09-03T07:05:00.000-07:002016-07-10T23:30:05.756-07:00Deteksi dini benjolan di payudaraWanita muda di usia produktif rawan terkena benjolan pada payudara, namun Anda tidak perlu cemas. Benjolan di payudara mungkin bukanlah kanker payudara, momok yang paling menakutkan bagi setiap orang.<br/><br/>Sejauh ini, kanker payudara menempati posisi kedua dengan insiden sebesar 2181 kasus baru per tahun atau menempati 21% dari seluruh penderita kanker di Indonesia berdasarkan data Patologi Anatomi Indonesia 2006. Jumlah ini membengkak karena pasien yang datang untuk berobat ke dokter sudah pada stadium lanjut. Minimnya informasi yang diterima dan rasa malu membuat seorang wanita mengabaikan gejala awal kanker payudara.<br/><br/>Padahal, dengan penanganan secara dini, kanker payudara bisa disembuhkan. “Benjolan di payudara bukan menjadi petaka bagi seorang wanita. Bila ditangani sejak dini dan menjalani pengobatan, maka diagnosa akan lebih cepat diketahui,” kata Angela Giselvania, spesialis onkologi di RS Gading Pluit pada acara yang seminar bertajuk “Mengenali, Mengatasi, dan Mencegah Benjolan di Payudara” di RS Gading Pluit, Sabtu (24/8).<br/><br/>Menurut Angela, sekitar 15% pasien dengan hasil diagnosa positif kanker payudara dan sisanya tumor jinak yang bila cepat tertangani tidak membahayakan. Namun bila terlambat ditangani, benjolan tersebut mudah menjalar dan 70% pasien yang mengalami benjolan sudah dalam stadium lanjut. “Tumor, menurut dia, bisa merupakan cikal-bakal kanker, bergantung pada sifatnya. Tumor memiliki dua karakteristik sifat, yaitu ganas dan jinak. Tidak semua tumor menjadi kanker. Hanya tumor ganas yang menjadi kanker,” ujarnya dalam presentasi.<br/><br/>Gerakan SADARI dapat dilakukan saat mandi ketika di depan cermin di daerah dekat puting hingga bawah ketiak selama 10 menit. Tindakan ini sangat penting karena hampir 85% benjolan di payudara ditemukan oleh penderita sendiri.<br/><br/>Sumber: OkezoneAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/17029583038529598953noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7560859099944634834.post-13131364121135662252013-09-02T04:45:00.000-07:002016-07-10T23:30:05.746-07:00Potong rambut massal untuk galang dana kankerAmsa Indonesia dan Evio Production melakukan penggalangan dana untuk anak-anak penderita kanker di Yayasan Pita Kuning Anank Indonesia di Benteng Vredenburg Yogyakarta, Minggu (1/9).<br/><br/>Acara yang bertajuk Shave For Hope 2013: Hope Grows From Here digelar kedua kalinya pada tahun ini, sedangkan tahun pertama hanya di Jakarta, sedangkan tahun ini diselenggarakan di empat kota yakni Yogyakarta tanggal 1 September, di Bandung dan Surabaya tanggal 8 September dan di Jakarta terakhir tanggal 15 September, kata Penanggung Jawab Save For Hope 2013 di Yogyakarta Abdi Marang Gusti Alhaq atau biasa dipanggil Amgah ini, di sela-sela acara.<br/><br/>Dalam kegiatan ini di masing-masing kota ditargetkan bisa memotong sebanyak 500 orang tetapi kalau di Jakarta diharapkan lebih dari itu. Setiap orang yang potong rambut dihargai Rp 100 ribu oleh sponsor. Dana yang terkumpul berdasarkan jumlah orang yang dipotong dikalikan Rp 100 ribu. ''Waktu acara penggalangan dana tahun pertama di Jakarta terkumpul sekitar Rp 1 miliar," ujar Amgah.<br/><br/>Upaya penggalangan dana dengan aksi pemotongan rambut ini diharapkan sebagai support secara psikologis bagi anak penderita kanker. Biasanya penderita kanker yang dikemoterapi rambut anak akan botak. "Orang yang dipotong dalam kegiatan ini juga akan dibotak terutama yang laki-laki, sedangkan bagi perempuan rambutnya akan dipotong sebahu. Meskipun demikian ada juga perempuan yang dipotong botak," tuturnya.<br/><br/>Selain pemotongan rambut kegiatan penggalangan dana ini juga ada hiburan dari Sheila on 7 serta sosialisasi untuk meningkatkan kepedulian terhadap kanker anak. Saat ini kasus anak di Indonesia diperkirakan dari satu juta anak ada sekitar 150 penderita kanker anak dan kasus kanker pada anak baru di Indonesia diperkirakan sekitar 4100 anak per tahun.<br/><br/>Sumber: RepublikaAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/17029583038529598953noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7560859099944634834.post-78809401987771184142013-08-31T07:34:00.000-07:002016-07-10T23:30:05.738-07:00Mengisap e-cigarette juga bisa menyebabkan kanker?Selama ini merokok tembakau diklaim sebagai salah satu penyebab kanker paru-paru yang mematikan. Namun sebuah penelitian terbaru dari National Consumers' Institute mengungkap kalau e-cigarette atau rokok elektrik juga mengandung senyawa berbahaya yang meningkatkan risiko paru-paru.<br/><br/>Penelitian tersebut tepatnya diliput oleh majalah 60 Millions Consommateurs di Prancis. Pemerintah Prancis sendiri memang berniat untuk melarang penggunaan e-cigarette di tempat umum mulai tahun ini.<br/><br/>Editor dari majalah itu, Thomas Laurenceau, menulis, "Kami mendeteksi jumlah molekul karsinogen - penyebab kanker - pada asap pembakaran e-cigarette yang selama ini tidak terdeteksi."<br/><br/>Sebagaimana dilansir dari Daily Mail, e-cigarette merupakan produk yang pertama kali ditemukan China pada tahun 2003 lalu. E-cigarette pun akhirnya dijadikan alternatif bagi banyak orang untuk mengisap rokok selain tembakau.<br/><br/>Beberapa orang percaya kalau mengisap e-cigarette mampu mengatasi kecanduan terhadap rokok tembakau. Namun penelitian justru menyatakan hal yang sebaliknya.<br/><br/>Sumber: Merdeka.comAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/17029583038529598953noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7560859099944634834.post-5718770171052558962013-08-30T05:14:00.000-07:002016-07-10T23:30:05.728-07:00Theresia Numpi, Gadis muda yang berjuang melawan kanker rahang<em>Theresia Numpi (21), Toraja</em><br/><br/>Ketika umur saya 13 tahun muncul benjolan di sebelah kiri tepatnya di rahang bawah. Orang tua saya merasa sangat khawatir sehingga dengan sigap mereka membawa saya ke rumah sakit umum daerah Masamba, Palopo, Sulawesi Selatan. Dokter mendiagnosa saya terkena penyakit tumor, akhirnya saya menjalankan operasi untuk pengangkatan tumor di rahang.<br/><br/>Beranjak SMA, tak disangka muncul kembali benjolan yang lebih besar di rahang kiri bawah. Kemudian saya periksa di rumah sakit yang sama, dokter masih menyatakan tumor mandibula. Kali ini dokter menyarankan untuk operasi, tapi harus mengangkat 3 gigi dan memotong rahang saya. Saya terkejut mendengarnya, sehingga saya mengurungkan niat untuk melakukan operasi.<br/><br/>Dirujuk ke rumah sakit provinsi, akhirnya saya melakukan operasi, tanpa memotong rahang dan mengangkat 3 gigi yang saya miliki. Enam bulan setelah operasi pengangkatan, rahang terasa sangat sakit hingga kepala. Selama itu juga saya terus menangis, rahang bengkak dan bibir saya menjadi miring.<br/><br/>Pada tahun 2011 lalu saya merantau ke Jakarta, kondisi saya pada saat itu sudah muncul benjolan di sebelah kanan. Rahang bawah terasa miring dan goyang. Saya mendengar bahwa daun sirsak berkhasiat untuk mengatasi tumor dan kanker, saya coba merebusnya sendiri. Hasilnya, badan menjadi drop sehingga saya tidak berani mengonsumsi daun sirsak olahan sendiri.<br/><blockquote>Bulan Mei tahun 2013 saya periksa lagi ke dokter, saya menerima kenyataan yang pahit. Dokter menyatakan saya terkena kanker ameloblastoma. Dari situ dokter juga menyatakan saya harus dioperasi kembali, karena rahang dan gigi sudah rusak. Ia juga mengatakan akan menggantikan rahang saya dengan besi setelah operasi nanti.</blockquote><br/>Akhirnya saya mencari alternatif lain, saya berniat untuk mencari tanaman herbal yang bisa menyembuhkan penyakit yang saya derita ini. Kemudian saya bertemu dengan Tante Leoni, ia menawarakan herbal dari PT Bintang Sejagat Internasional Amazon Berries dan K-Muricata. Saya konsumsi masing-masing 1 sachet selama 5 hari. Saya merasa jauh lebih baik setelah mengonsumsi kedua produk dengan rutin.<br/><br/>Awalnya badan memang terasa sangat sakit dan banyak keluar darah, tapi saya tetap yakin pada dua produk herbal ini. Kini, samapai testimony ini dibuat (11 Juli 2013) benjolan di rahang semakin mengikis, dan saya akan terus mencoba produk herbal ini.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17029583038529598953noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7560859099944634834.post-6850207341906209342013-08-29T06:55:00.000-07:002016-07-10T23:30:05.718-07:00Menyusui lindungi Ibu dari kankerBanyak sekali manfaat yang bisa didapat dari ASI (Air Susu Ibu). Dr. Jack Newman, ahli laktasi internasional asal Kanada mengatakan, bahwa selain bayi akan terhindar dari berbagai infeksi dan penyakit seperti kanker dan diabetes, baru-baru ini juga ditemukan bahwa terdapat stem cell (sel punca atau sel induk) pada ASI.<br/><br/>Penemuan ini tentu sangat menarik perhatian banyak peneliti dan dokter untuk mengungkapkan lebih jauh.<br/><br/>"Sudah banyak studi mengenai penemuan stem cell di ASI ini bila Anda mencarinya di Google. Hal itu sangat menarik dan tentunya semakin menambah manfaat ASI", jelas Newman.<br/><br/>Seperti diketahu, stem cell ini bisa meregenerasikan banyak organ atau bagian tubuh yang berbeda termasuk sel saraf tertentu (seperti yang ada di otak).<br/><br/>"Jadi, tidak perlu diragukan lagi untuk manfaat dari ASI", imbuhnya.<br/><br/>Selain ASI, penelitian yang dilaksanakan pada tahun ini di China juga menemukan bahwa ibu yang menyusui memiliki kemungkinan kecil terkena kanker rahim.<br/><br/>"Tidak hanya kanker rahim, ibu yang menyusui juga kecil kemungkinannya terkena kanker payudara, kanker kandungan, tekanan darah tinggi, kolesterol, diabetes dan masih banyak lagi", jelas Newman.<br/><br/>"Tapi, buat saya yang penting adalah aktivitas menyusui bisa membuat ibu merasa sangat dekat dengan bayinya", katanya lagi.<br/><br/>Sumber: Berita SatuAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/17029583038529598953noreply@blogger.com0