Senin, 16 September 2013

Pendam emosi tingkatkan 70% risiko kanker

Memendam emosi memang bukan hal yang baik. Selain berimbas negatif untuk kesehatan mental, memendam emosi ternyata juga bisa berbahaya untuk kesehatan fisik. Peneliti mengungkap bahwa orang yang sering memendam emosi dalam waktu yang lama berisiko mati muda tiga kali lipat lebih tinggi.

Penelitian di Harvard School of Public Health menunjukkan bahwa risiko kematian prematur meningkat 35 persen pada orang yang sering memendam emosi dan perasaannya. Hal ini berbeda dengan orang yang lebih sering mengungkap kekecewaan atau menyalurkan emosi dengan cara lain, tak hanya memendamnya.

Selain itu, penelitian juga menunjukkan bahwa orang yang sering memendam emosi memiliki risiko terkena penyakit jantung 47 persen lebih tinggi dan terkena kanker 70 persen lebih tinggi. Penemuan ini membuat peneliti menampik anggapan bahwa memendam emosi dan tak mengungkapkannya hanya berdampak kecil.

Hasil tersebut didapatkan peneliti setelah mengamati 796 pria dan wanita dengan rata-rata usia 44 tahun. Salah satu bagian survei menunjukkan sesering apa partisipan menahan emosi mereka. Survei ini diulangi 12 tahun kemudian, dan diketahui 111 partisipan telah meninggal akibat penyakit jantung dan kanker, seperti dilansir oleh Daily Mail.

Meski begitu, belum jelas bagaimana menahan emosi bisa berkaitan dengan kematian dan peningkatan risiko kanker serta penyakit jantung. Salah satu teori yang dikemukakan peneliti adalah karena menahan emosi dan perasaan negatif bisa mengganggu keseimbangan hormon pada tubuh yang berimbas pada kerusakan sel dan kanker.

Selain itu, peneliti juga menjelaskan bahwa kebiasaan buruk seperti merokok dan minum alkohol bisa jadi dilakukan oleh orang yang memendam emosi mereka ketika tak menemukan cara lain untuk menyalurkannya. Penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk memperjelas kaitan antara memendam emosi dengan tingginya risiko kematian dan kanker.

Sumber: Merdeka

Sabtu, 14 September 2013

Wanita hamil rutin olahraga untuk cegah kanker rahim

Olahraga merupakan aktivitas penting yang wajib dilakukan oleh setiap orang, tubuh kita akan 'rentan' terhadap penyakit jika kita tak menjalani kebiasaan sehat ini. Baik dilakukan oleh anak-anak hingga lansia, bahkan untuk ibu hamil karena hal tersebut dapat mencegah risiko kanker rahim.

Cukup olahraga 38 menit setiap hari. Menurut penelitian World Cancer Research Fund's Continuous Update Project di Inggris, kebiasaan sehat ini membantu mencegah 44 % kasus kanker baru.

Bukti kuat menunjukan 3.700 penyakit kanker rahim bisa dicegah. Kanker rahim sebagian besar menyerang wanita yang berusia 60 tahun ke atas. Biasanya sel kanker menyerang endometrium yaitu lapisan rahim.

"Kanker endometrium salah satu kanker paling umum di kalangan wanita tetapi sebagian besar kasus dapat dicegah dengan mempertahankan berat badan serta tetap aktif secara fisik," ujar dr. Elisa Bandera, associate professor of epidemiology di Rutgers Cancer Institute.

Para ilmuwan percaya ada beberapa hubungan antara lemak tubuh dan sel kanker. Seperti sel-sel lemak melepaskan hormon yang dapat meningkatkan risiko beberapa jenis kanker.

Aktivitas fisik yang teratur dapat membantu untuk menjaga kadar hormon tetap sehat. Serta memperkuat sistem kekebalan tubuh dan menjaga sistem pencernaan tetap dalam kondisi baik.

Sumber: beritasatu

Rabu, 11 September 2013

Hati-hati diet ini berbahaya bagi kanker payudara

Jika Anda sedang berdiet ada baiknya Anda selalu cek keadaan payudara Anda. Makanan yang kaya akan esterogen memang dapat membantu perbesar payudara, namun ada baiknya Anda tetap berhati-hati.

Sebuah teori ilmiah menjelaskan, makanan yang tinggi estrogen akan meningkatkan kadar estrogen di tubuh dan meningkatkan ukuran payudara dengan cara yang cenderung sama yang dilakukan dengan pil KB.

Namun, jika teori itu benar, ada beberapa faktor lain yang perlu diperhatikan seperti dikutip Lifehack, Rabu (11/9/2013):

1. Faktor keturunan, massa tubuh, usia dan faktor lain yang berperan besar dalam menentukan ukuran payudara dibanding tingkat estrogen. Sehingga, jika diet spesial bisa meningkatkan ukuran payudara Anda, mungkin tak terlalu drastis perubahannya.

2. Tidak semua wanita menemukan payudaranya bertambah besar dengan meningkatkan estrogen. Ini terbukti ketika banyak perempuan tak melihat payudaranya lebih besar saat minum pil KB.

3. Meningkatnya kadar estrogen dikaitkan dengan risiko tinggi terkena kanker payudara. Jadi hati-hati ketika memulai diet untuk memperbesar ukuran payudara Anda dan selalu melakukan tes pada payudara Anda setiap bulan.

Sumber: Health Liputan 6

Selasa, 10 September 2013

Nonaktifkan protein tunggal dapat lumpuhkan sel kanker

Para ilmuwan University of California Berkeley  berhasil melumpuhkan sel-sel kanker yang agresif dengan menonaktifkan protein tunggal yang disebut ether lipid, atau bagian dari sebuah keluarga molekul-molekul lemak yang termasuk kolesterol.

Mereka berharap dapat mengembangkan obat-obatan yang dapat digunakan bersamaan dengan kemoterapi untuk mengobati beberapa jenis kanker ganas.

Jumlah ether lipid melonjak dalam sel-sel kanker yang agresif, dan dengan melumpuhkan enzim yang bertanggung jawab memproduksi mereka, para peneliti telah dapat melumpuhkan pula sel-sel kanker ganas.

Ether lipid ini biasanya ditemukan di membran-membran sel. Jadi wajar jika jumlahnya banyak dalam tumor-tumor agresif, karena tumor memerlukan makanan dari molekul lemak untuk berkembang biak dan tumbuh pesat.

Para peneliti di University of California Berkeley, dipimpin oleh Daniel Nomura, mengubah sel-sel kulit menjadi sel-sel tumor agresif dan kemudian melumpuhkan sebuah enzim yang disebut AGPS, yang penting dalam pembentukan ether lipid. Mereka juga menyuntikkan tikus dengan sel-sel kulit yang mengandung kanker dan sel-sel kanker payudara agresif, dan binatang pengerat itu dengan cepat memiliki tumor-tumor.

Namun melumpuhkan AGPS, menurut Nomura, menghambat kemampuan sel-sel kanker untuk tumbuh dan menyebar.

"Mereka masih bisa tumbuh paling tidak di dalam kultur. Namun setidaknya pada model tumor pada tikus, kami berhasil menghentikan pertumbuhan sama sekali," ujarnya.

Nomura mengatakan para peneliti kanker telah mengetahu sejak awal 1950an bahwa ether lipid memainkan peranan dalam pertumbuhan kanker. Namun ini untuk pertama kalinya para ilmuwan memperlihatkan bagaimana molekul lemak memfasilitasi perkembangbiakan kanker. Ia mengatakan bahwa ether lipid juga ada dalam tingkat rendah pada tumor jinak, dan Nomura berharap penghambatan AGPS dapat mencegah tumor-tumor itu menjadi ganas.

Para peneliti sekarang mencoba mengembangkan obat untuk menyasar AGPS, meningkatkan peluang kemoterapi dalam menyembuhkan banyak kanker yang sulit disembuhkan.

"Tentu saja saya tidak berpikir inhibitor AGPS merupakan obat untuk setiap kanker. Namun barangkali bisa digabungkan dengan agen-agen kemoterapi lainnya," ujarnya.

Sumber: VOA Indonesia

Kamis, 05 September 2013

Deteksi kanker ovarium

Setelah kanker payudara, kanker ovarium merupakan 'bencana' bagi setiap wanita yang mengidapnya. Namun, 'bencana' bisa diatasi apabila kita telah mendeteksi sedini mungkin.

Sebuah cara untuk mendeteksi kanker ovarium di stadium awal memiliki "potensi" untuk dikembangkan lebih lanjut.

Tumor di ovarium sangat sulit di deteksi pada stadium awal, sehingga akan terlambat unruk mengobatinya ketika tumor itu ditemukan.

Sebuah uji coba yang dilakukan oleh peneliti di Amerika Serikat, kepada 4.051 perempuan menunjukan sebuah metode yang bisa membedakan siapa yang membutuhkan pengobatan.

Namun, penelitian lebih besar yang dilakukan di Inggris akan memberikan kesimpulan final saat prosesnya selesai pada 2015 mendatang.

Ada tingkat kesembuhan hingga 90% ketika kanker ovarium berhasil dideteksi dini, dibandingkan dengan kurang dari 30% jika kanker ditemukan di stadium lanjut.

Tak seperti kanker lainnya, gejala kanker ovarium yang umumnya seperti nyeri panggul dan perut atau kembung terus-menerus, sering dianggap sebagai penyakit umum lainnya sehingga tumor tidak terdeteksi.

Percobaan


Peneliti sebelumnya sudah mengetahui bahwa ada protein tertentu dalam darah, yang dikenal sebagai CA125, yang kandungannya lebih tinggi ketika seseorang menderita kanker ovarium.

Namun, hal ini tidak sepenuhnya bisa diandalkan. Tes semacam ini meleset di beberapa pasien, dan malah memberitahu orang lain menderita kanker padahal mereka benar-benar sehat.

Para peneliti sekarang menguji ide untuk menggunakan tes darah untuk memilah pasien dalam kelompok risiko berdasarkan tingkat CA125.

Alih-alih langsung dioperasi, pasien dengan risiko rendah diuji lagi dalam satu tahun, pasien dengan resiko menengah diuji kembali setelah tiga bulan, dan pasien berisiko tinggi diminta melakukan tes ultrasonografi untuk mencari tumor.

Sepuluh wanita dioperasi berdasarkan hasil tes tersebut dan semua kanker yang terdeteksi semuanya ada di stadium awal.

Peneliti Karen Lu mengatakan kepada BBC, "Praktek klinis pasti tidak akan berubah dari penelitian kami, tetapi memberi kita wawasan - sehingga kami tidak mendapatkan hasil positif yang palsu."

Dia mengatakan penelitian kepada 50.000 orang di Inggris akan memberikan kesimpulan yang lebih nyata.

Sarah Blagden, dari pusat penelitian kanker ovarium, mengatakan,"Jika dibandingkan dengan percobaan yang dilakukan di Inggris, ini adalah studi yang relatif kecil, tetapi hal ini menunjukkan bahwa penyaringan yang efektif seperti ini dimungkinkan."

Sumber: BBC Indonesia

Rabu, 04 September 2013

Keladi tikus bantu daya tahan penderita kanker

Umbi keladi tikus sudah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia sebagai tanaman herbal yang mampu menghambat sel tumor dan kanker. Baru-baru ini juga ada sebuah penelitian secara ilmiah yang menggunakan keladi tikus sebagai bahan riset untuk mengatasi kanker payudara.

Peneliti Unissula, dokter Chodijah menyelesai­kan studi S-3 di Universitas Diponegoro, Semarang, menyusun disertasi ber­judul ‘’Efek Pemberian Ekstrak Etanol Umbi Keladi Tikus (Typhonium Flagelliforme), terhadap Multi Parameter Sistem Imun, Proliferasi, dan Apoptosis, Adenokarsinoma Mamma Mencit C3H’’.

Dosen kelahiran Pekalongan 1956 itu lulus ujian promosi terbuka dengan mempertahankan disertasi di depan majelis penguji yang dipimpin Direktur Pascasarjana Undip Prof Dr Anies MKes PKK. Penelitiannya mendapat apresiasi tim pakar dan guru besar Fakultas Kedokteran, karena perhatiannya terhadap penyakit yang acap diderita kaum hawa itu.

‘’Riset saya berkonsentrasi pada pasien kanker payudara. Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana caranya menumbuhkan sistem imun pada tubuh penderita kanker payudara supaya tetap sehat,’’ tutur istri dokter Abdullah Baagil ini.

Sistem imun penting untuk mencegah pertumbuhan tumor semakin ganas menyebar ke berbagai organ tubuh. Promovenda menguji pemanfaatan umbi keladi tikus yang dikenal mengandung senyawa aktif yang ampuh menekan pertumbuhan sel tumor.

Daya Tahan

Hambatan pertumbuhan sel ganas diduga efek dari bioaktif flavonoid, alkoloid, hingga linoleic acid di dalam umbi keladi tikus. Chodijah berkonsentrasi pada subjek penelitian tikus mencit.

Pergulatan pemikiran tersebut akhirnya sampai pada kesimpulan, tikus mencit yang diberi ekstrak etanol umbi keladi tikus memiliki daya tahan tubuh bagus.

Ketua Tim Penguji Prof Dr Anies mengakui, untuk bisa diterapkan pada manusia masih diperlukan penelitian lebih lanjut. Sebab, penelitian promovenda sebatas dilakukan untuk hewan percobaan. Kendati demikian, tim pakar tetap memberikan apresiasi terhadap penemuan ini.

Penguji lainnya adalah Prof dokter Edhi Dharmana MSC PhD SpPark (promotor), Prof Dr Hardhono Susanto PAK (K) (co promotor), Prof Dr dokter Sarjadi SpPA(K) (co promotor), Prof Dr dokter Suhartono Taat Putra MS, Dr dokter Taufiqurahman MKes  Sp And, Prof Dr dokter Soeharyo Hadisaputro SP PD (KPTI), dan Prof Dr dokter Ign Riwanto SpBD.

Sumber: Suaramerdeka

Selasa, 03 September 2013

Deteksi dini benjolan di payudara

Wanita muda di usia produktif rawan terkena benjolan pada payudara, namun Anda tidak perlu cemas. Benjolan di payudara mungkin bukanlah kanker payudara, momok yang paling menakutkan bagi setiap orang.

Sejauh ini, kanker payudara menempati posisi kedua dengan insiden sebesar 2181 kasus baru per tahun atau menempati 21% dari seluruh penderita kanker di Indonesia berdasarkan data Patologi Anatomi Indonesia 2006. Jumlah ini membengkak karena pasien yang datang untuk berobat ke dokter sudah pada stadium lanjut. Minimnya informasi yang diterima dan rasa malu membuat seorang wanita mengabaikan gejala awal kanker payudara.

Padahal, dengan penanganan secara dini, kanker payudara bisa disembuhkan. “Benjolan di payudara bukan menjadi petaka bagi seorang wanita. Bila ditangani sejak dini dan menjalani pengobatan, maka diagnosa akan lebih cepat diketahui,” kata Angela Giselvania, spesialis onkologi di RS Gading Pluit pada acara yang seminar bertajuk “Mengenali, Mengatasi, dan Mencegah Benjolan di Payudara” di RS Gading Pluit, Sabtu (24/8).

Menurut Angela, sekitar 15% pasien dengan hasil diagnosa positif kanker payudara dan sisanya tumor jinak yang bila cepat tertangani tidak membahayakan. Namun bila terlambat ditangani, benjolan tersebut mudah menjalar dan 70% pasien yang mengalami benjolan sudah dalam stadium lanjut. “Tumor, menurut dia, bisa merupakan cikal-bakal kanker, bergantung pada sifatnya. Tumor memiliki dua karakteristik sifat, yaitu ganas dan jinak. Tidak semua tumor menjadi kanker. Hanya tumor ganas yang menjadi kanker,” ujarnya dalam presentasi.

Gerakan SADARI dapat dilakukan saat mandi ketika di depan cermin di daerah dekat puting hingga bawah ketiak selama 10 menit. Tindakan ini sangat penting karena hampir 85% benjolan di payudara ditemukan oleh penderita sendiri.

Sumber: Okezone

Senin, 02 September 2013

Potong rambut massal untuk galang dana kanker

Amsa Indonesia dan Evio Production melakukan penggalangan dana untuk anak-anak penderita kanker di Yayasan Pita Kuning Anank Indonesia di Benteng Vredenburg Yogyakarta, Minggu (1/9).

Acara yang bertajuk Shave For Hope 2013: Hope Grows From Here digelar kedua kalinya pada tahun ini, sedangkan tahun pertama hanya di Jakarta, sedangkan tahun ini diselenggarakan di empat kota yakni Yogyakarta tanggal 1 September, di Bandung dan Surabaya tanggal 8 September dan di Jakarta terakhir tanggal 15 September, kata Penanggung Jawab Save For Hope 2013 di Yogyakarta Abdi Marang Gusti Alhaq  atau biasa dipanggil Amgah ini, di sela-sela acara.

Dalam kegiatan ini di masing-masing kota ditargetkan bisa memotong sebanyak 500 orang tetapi kalau di Jakarta diharapkan lebih dari itu. Setiap orang yang potong rambut dihargai Rp 100 ribu oleh sponsor. Dana yang terkumpul berdasarkan jumlah orang yang dipotong dikalikan Rp 100 ribu. ''Waktu acara penggalangan dana tahun pertama di Jakarta terkumpul sekitar Rp 1 miliar," ujar Amgah.

Upaya penggalangan dana dengan aksi pemotongan rambut ini diharapkan sebagai support secara psikologis bagi anak penderita kanker. Biasanya penderita kanker yang dikemoterapi rambut anak akan botak. "Orang yang dipotong dalam kegiatan ini juga akan dibotak terutama yang laki-laki, sedangkan bagi perempuan rambutnya akan dipotong sebahu. Meskipun demikian ada juga perempuan yang dipotong botak," tuturnya.

Selain pemotongan rambut kegiatan penggalangan dana ini juga ada hiburan dari Sheila on 7 serta sosialisasi untuk meningkatkan kepedulian terhadap kanker anak. Saat ini kasus anak di Indonesia diperkirakan dari satu juta anak ada sekitar 150 penderita kanker anak dan kasus kanker pada anak baru di Indonesia diperkirakan sekitar 4100 anak per tahun.

Sumber: Republika